Didukung Komisi IV DPRD Provinsi, Kalaksa BPBD Sumbar Buka Bimtek Jitu Pasna Angkatan VI

"Melalui Bimtek Jitu Pasna ini, para peserta diharap akan mampu membuat dokumen pengkajian kebutuhan pasca bencanaan, mulai dari pengumpulan data hingga penyusunan dokumen untuk mengurangi dampak dari bencana tersebut".


Padang, integritasmedia.com BADAN Penanggulangan Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Barat, Selasa (21/9/21) mengadakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Hitung Cepat Pengkajian Kebutuhan Pasca Bencana (Jitu Pasna) 2021 angkatan VI yang dilaksanaka di Grand Basko Hotel Padang.

Kepala Bidang Rehabilitasi dan Kontruksi BPBD Sumbar selaku Panitia Pelaksa, Suryadi mengatakan, dalam Bimtek ini para peserta dilatih agar mampu membuat dokumen pengkajian kebutuhan pasca kebencanaan, mulai dari pengumpulan data hingga penyusunan dokumen, Bimtek ini berlangsung selama 4 hari (21 - 24 September 2021).

"Dengan mengikuti Bimtek ini, peserta diharapkan dapat melakukan penghitungan kerugian dan kerusakan dampak dari sebuah bencana sebagai persyaratan dokumen bantuan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana tersebut", harapnya.


Suryadi juga menyampaikan bahwa Bimtek Jitu Pasna 2021 Angkatan VI ini terdiri dari 115 peserta, di antaranya BPBD kabupaten/ kota, aparatur nagari/ desa atau kelurahan, jurnalis hingga relawan penanggulangan bencana.

Sementara itu Mario Syah Johan, Anggota DPRD Sumbar dari Komisi IV yang hadir dalam pembukaan Bimtek Jitu Pasna tersebut menyampaikan, bahwa Komisi IV DPRD Sumbar selalu mendukung segala kegiatan di BPBD Sumbar.

Kepada peserta agar serius mengikuti Bimtek ini, bila ada bencana para peserta sudah siap menghadapinya dan memberikan bantuan yang di butuhkan, dan jangan sampai Bimtek ini menjadi sia-sia, tanpa hasil, harapnya.

Sedangkan Kalaksa BPBD Sumbar dalam sambutannya sebelum membuka Bimtek Jitu Pasna tersebut menyampaikan, bencana tidak dapat dihindarai. Tetapi resiko dari bencana itu dapat dikurangi. 

Hal itu, tentulah dengan ilmunya. Diharapkan dengan mengikuti Bimtek ini, para peserta mampu melakukan pengkajian kebutuhan pasca bencana. 

"Jadi kalau terjadi bencana, peserta dapat menghitung dengan cepat kebutuhan pasca bencana, yang bertujuan untuk menekan resiko setelah terjadinya gempa dalam menentukan kerusakan, kerugian dan penyaluran bantuan serta yang lainnya, jelasnya mengakhiri.(ha)

Post a Comment

أحدث أقدم