Berwisata Malam di Payakumbuh, Sembari Berburu Kuliner

"Dibanding kota-kota lainnya di Sumatera Barat, Payakumbuh adalah kota dengan suasana malam paling hidup karena sebagian kedai dan restoran buka sampai pagi".



Payakumbuh, integritasmedia.com -KETIKA kota-kota lainnya di Sumatera Barat, mulai sepi pada malam hari, saat warganya memilih berdiam di rumah untuk menghindari udara dingin, aktivitas sebagian warga di Kota Payakumbuh justru semakin menggeliat.

Payakumbuh yang hanya berjarak sekitar 27 km di timur Bukittinggi sudah lama dikenal sebagai kota kuliner yang justru hidup dan bergairah pada malam hari. Terletak 514 meter di atas permukaan laut dengan cuaca yang tidak terlalu panas dan juga tidak terlalu dingin, terasa cocok untuk beraktivitas di luar rumah di malam hari.


Di sepanjang jalan utama di dalan kota (jalan Soekarno-Hatta) yang merupakan perlintasan dari Pekanbaru menuju Bukittinggi, terlihat jejeran tenda yang menjajakan berbagai jenis makanan, mulai dari yang berat sampai ringan, serta berbagai jenis minuman panas atau pun dingin.


Selain tenda-tenda makanan tradisional, juga sudah banyak cafe-cafe dengan interior modern yang menyajikan menu barat, dilengkapi televisi layar lebar dan live musik.

Seiringnya waktu, lidah masyarakat setempat tampaknya sudah mulai terbiasa dengan makanan non-Minang, karena di beberapa tempat, juga telah tersedia warung pecel lele atau bakso. 


Bagi mereka yang menggemari makanan khas Minang dengan spesifik Payakumbuh, telah "ditunggu" oleh Sate Danguang-danguang, Rendang Telur, atau minuman Kawa Daun (daun kopi seduh) dan Ampiang Dadiah (sejenis yogurt dari susi sapi).


Dibanding kota-kota lainnya di Sumatera Barat, Payakumbuh adalah kota dengan suasana malam paling hidup karena sebagian kedai dan restoran buka sampai pagi. Bahkan pada bulan puasa, apalagi menjelang Lebaran, toko pakaian, perlengkapan rumah tangga dan toko lainnya ada yang buka sampai subuh.


Tidak mengherankan jika banyak wisatawan lokal yang khusus datang ke Payakumbuh hanya untuk menikmati suasana malam sambil bersantai menghabiskan waktu libur.

Rendang Telur telah dijadikan sebagai kuliner andalan Kota Payakumbuh untuk mendatangkan wisatawan, karena Payakumbuh memang tidak banyak memiliki objek wisata alam yang bisa ditawarkan.


Jadi, kekayaan kuliner adalah potensi yang paling berpeluang untuk dikembangkan lebih jauh bersama industri kreatif lainnya, di antaranya Payakumbuh Fashion Week dan Payakumbuh Carnaval.


Bahkan, Batiah dan galamai saat ini telah menjadi ikon makanan ringan Payakumbuh, dan sering dijadikan oleh-oleh sebagai pertanda berkunjung ke kota itu.


Selain Batiah dan Galamai, deretan makanan khas lainnya adalah Bareh Rendang, Kipang, Rendang Belut, Martabak Telur dan Pinyaram (kue yang berasal dari tepung beras, gula dan santan).

Sekarang makanan khas yang sudah menjadi ikon Payakumbuh sudah bertambah lagi, yaitu Rendang Telur yang tidak ada di daerah lain.


Sejauh ini, masyarakat di luar Sumatera Barat hanya lebih mengenai rendang daging sapi, dan masih asing dengan rendang telur yang merupakan salah satu bentuk dari beberapa varian rendang.


Berdirinya "Kampung Rendang" di Lampasi, pinggir Kota Payakumbuh, semakin mengokohkan kota tersebut sebagai sentra produk rendang, jenis makanan yang dinobatkan oleh CNN sebagai makanan terlezat di dunia.

Di "Kampung Rendang" tersebut, terdapat 12 pengusaha rendang rumahan dengan berbagai produk, yaitu rendang telur, suir daging, rendang belut, rendang paru, rendang ubi dan kalio jariang.(ha)

Post a Comment

أحدث أقدم