Payakumbuh,Integritasmedia.com -Dalam upaya peningkatan mutu Kepala Sekolah dan Guru 
melaksanakan pembelajaran bagi peserta didik berkebutuhan khusus, 
Kemendikbud melalui Direktorat Pembinaan PK dan LK memberikan bimtek 
yang diselenggarakan di Bogor mulai tanggal 22 s/d 25 Mei 2018.
Kegiatan diikuti 100 kepala sekolah SD, SMP dan SMA se-Indonesia pada 
gelombang kedua. Mardiyus, M.Pd, kepala SMP N 4 Payakumbuh merupakan 
satu satunya kepala SMP di Kota Payakumbuh yang diikut sertakan.
Dikatakan Mardiyus kepada wartawan via selulernya, Jumat (25/5), bimtek 
ini sangat membantu sekolah meningkatkan mutu layanan terhadap anak anak
 berkebutuhan khusus, terlebih lagi SMP N 4 Payakumbuh telah 
melaksanakan program inklusi ini semenjak tahun 1998.
“Pada sekolah inklusif tidak ada perbedaan antara siswa reguler dengan 
siswa yang berkebutuhan khusus. Prinsip dari iklusi itu adalah pembauran
 dan kebersamaan. Bagi warga SMP N 4 pembauran dan kebersamaan itu sudah
 membudaya tidak hanya bagi guru tapi juga bagi siswa sendiri. Dalam 
keseharian mereka tidak asing untuk saling membantu teman teman mereka 
yang berkebutuhan khusus,” ujar Mardiyus.
Mardiyus juga menambahkan begitu juga hal nya dalam proses pembelajaran.
 Ketika seorang guru mata pelajaran mendapatkan kesulitan dalam 
membelanjakan siswa yang berkebutuhan khusus, mereka akan dibantu oleh 
Guru Pembimbing Khusus. Memang yang menjadi ujung tombak pelaksanaan 
dalam pembelajaran adalah Guru Pembimbing Khusus (GPK).
Saat ini SMPN 4 Payakumbuh mempunyai 2 orang GPK tapi untuk sarana dan 
prasarana seperti adanya Ruang Belajar dan kebutuhan sesuai kekhususan 
nya itu memang masih belum memadai. Disamping ditunjang oleh dana BOS, 
sekolah juga mencari donatur,” katanya lagi.
Ketika ditanyakan tentang tindak lanjut dari bimtek tersebut, 
Mardiyus,M.Pd mengatakan, di sekolah peserta membuat 3 bentuk kegiatan 
yaitu Sosialisasi program sekolah inklusif terhadap kepala sekolah, 
guru, pengawas dan pengurus komite sekolah dari minimal 8 sekolah 
peserta (yang belum melaksanakan program inklusi).
“Kemudian kegiatan workshop dengan guru guru sekolah peserta tentang 
peningkatan pembelajaran sekolah inklusif. Disamping itu ada kegiatan 
penerimaan siswa baru yang berkebutuhan khusus. Dalam hal ini dilakukan 
dengan menjalin kerjasama dengan berbagai pihak yang mendukung kegiatan 
ini seperti SLB ataupun psikolog. Untuk kelancaran kegiatan itu 
Kemendikbud mamberikan bantuan kegiatan sebanyak Rp. 50.000.000,- untuk 
masing-masing sekolah penyelenggara inklusif peserta bimtek,” demikian 
Mardiyus,M. Pd. kepala SMPN 4 menjelaskan.
Ketika ditanya lagi kapan pelaksanaan sosialisasi dan siapa pesertanya, 
Mardiyus menjelaskan kembali sesuai dengan juklak kegiatan sebagai 
peserta adalah sekolah yang belum pernah melaksanakan program inklusi 
baik SD, SMP maupun SMA.
“Walaupun diminta sebagai sekolah, imbasnya adalah sekolah terdekat 
namun dengan pertimbangan pemerataan zona, maka akan diundang tidak 
hanya sekolah di Payakumbuh Barat saja, tapi akan disebar. Namun juga 
disesuaikan dengan kuota yang telah ada sesuai program yang telah 
dirancang , karena yang menjadi komitmen kita bagaimana anak anak kita 
yang berkebutuhan khusus mendapatkan pelayanan pendidikan yang sama 
sesuai hak mereka sebagai mana diamanahkan oleh Undang-Undang,” 
tutupnya. 

Posting Komentar