Pekerjaan Amburadul Dibiarkan, Ada Apa dengan PUPR Kota Padang ?

Padang, integritasmedia.com - KECAMAN berbagai kalangan atas kerja kontraktor pada proyek pembangunan drainase di samping SMPN 34 Padang Sarai, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, kini mulai terkuak.

Betapa tidak, dilapangan dapat dijumpai pekerjaan yang amburadul. Bayangkan, untuk pemasangan batu bagian bawahnya mereka tidak mengunakan semuanya semen, melainkan juga ada tanah.  Bahkan batu yang digunakan juga banyak yang berukuran besar dan berpori, begitu juga pada bagian bawah pemasangan batunya hampir semuanya terlihat kosong atau tidak di plester, karenanya pelaksanaan pembangunan drainase tersebut terkesan dikerjakan asal jadi

Hal tersebut dibenarkan Yones, ST, salah seorang pelaku konstruksi di Padang. Dia melihat pekerjaan proyek drainase di Padang Sarai tersebut terlihat serampangan. Lihat saja pemasangan batu pada bagian bawahnya yang tidak memakai adukan semen. Parahnya, juga pada bagian tersebut pasangannya tidak diplester atau kosong

"Adukan semen itu sengaja dicampur dengan tanah, tujuannya adalh untuk mengurangi pemakaian semen dan pasir dengan cara memasukan material lain berupa tanah, sehingga volume adukan meningkat. Hal ini akan berdampak pada nilai plastis atau kelekatan dari adukan menjadi berkurang. Dengan begitu, tentunya mutu pekerjaan juga akan berkurang," terangnya menambahkan.

Parahnya, tanah yang ikut dijadikan plesteran itu akan gampang tergerus oleh aliran air, sehingga struktur pasangan batu akan keropos dan berongga. Dan dalam waktu singkat pasangan batu tersebut dengan mudahnya akan roboh, jelasnya.


"Bahkan dalam pekerjaan drainase tersebut juga terlihat tidak memakai astamping. Seharusnya pekerjaan seperti itu, atau setiap pekerjaan pasangan batu harus dimulai dari pekerjaan astamping. Karena astamping itu berfungsi sebagai lantai kerja sekaligus untuk mengeringkan air tanah yang terdapat disekitar badan pondasi pasangan," terangnya.

Keadaan tersebut, diperparah dengan pasangan batu paling bawah yang memakai batu berukuran besar dan tidak memakai semen, melaikan tanah, tambahnya lagi.

Ditambahkannya, sementara untuk pemakaian batu kali kontraktor banyak memakai batu yang berukuran besar. Padahal SK, SNI merekomendasikan ukuran batu hanya 20 cm. Begitu juga spesi (jarak) antara pasangan batu terlalu dekat, ini mengakibatkan daya rekat antar batu akan berkurang.

Begitu juga pada bagian dalam pasangan batu, adukan semennya tidak bagus. Karena semennya kurang sementara pasirnya terlalu banyak, sehingga semenya banyak yang kompong dan rontok. Hanya pada bagian luarnya dan atas saja yang bagus adukannya, akhir Yones.

Sementara itu, Kabid SDA DPUPR Kota Padang Fadelan Fitra Masta sampai saat ini belum juga memberikan konfirmasinya. (ha)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama