TMSBK Menuju Lembaga Konservasi

Bukittinggi, integritasmedia.com - PEMERINTAH Kota Bukittinggi dengan dukungan DPRD dalam kurun waktu lima tahun terakhir berkomitmen melakukan pembenahan pada sektor pariwisata secara bertahap dan sistematis, antara lain dengan melakukan revitalisasi pada obyek wisata Taman Marga Satwa dan Budaya Kinantan (TMSBK) yang berlokasi di jalan Cindua Mato. 

Setelah meresmikan pengoperasian Zona Aviary (Kinantan Bird Park) pada 14 September 2020 lalu, hari Rabu (13/1), Wali Kota M. Ramlan Nurmatias meresmikan pengoperasian Zona Reptil dan kandang harimau. 

Tampak hadir pada acara peresmian tersebut Forkopimda Kota Bukittinggi, Ketua, Wakil Ketua dan anggota DPRD, serta tamu undangan lainnya. 

Bangunan Zona Reptil yang terhubung dengan Zona Aviary, sebagaimana dipaparkan oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Drs. Supadria, terdiri dari dua jenis bangunan, dalam ruangan (indoor) dan luar ruangan (outdoor). Pada bangunan indoor, terdapat 23 ruangan yang didominasi dengan kaca yang ditata menyerupai habitat satwa, dengan memperhatikan suhu serta pengayaan (enrichment) yang dibutuhkan oleh 13 jenis ular dan 10 jenis kadal yang menempati ruangan tersebut.

Sementara untuk kandang harimau, kandang didisain dengan memperhatikan kenyamanan satwa, namun pengunjung juga dapat berinteraksi secara lebih dekat dengan pembatas berupa kaca. Kaca pembatas tersebut memiliki ketebalan 26 mm dan telah melalui kajian aspek keamanan, termasuk antisipasi terhadap kemungkinan terjadinya bencana gempa bumi, sebut Supadria. 

Total anggaran revitalisasi yang dialokasikan untuk pembangunan kandang tahap I dan II dari tahun 2018 sampai 2020, termasuk pembuatan rencana induk (master plan) revitalisasi TMSBK, sebesar Rp24,3 miliar. Mengacu pada rencana induk revitalisasi, dibutuhkan dana sekitar Rp95 miliar untuk pembangunan keseluruhan bangunan kandang beserta fasilitas penunjang lainnya, ujar Supadria lagi.

Wako Ramlan dalam sambutannya sebutkan, revitalisasi TMSBK sebagai kebun binatang tertua di Indonesia direncanakan menjadi pilot project perubahan wajah ‘kebun binatang’ menjadi lembaga konservasi, sebagaimana arahan Presiden RI Joko Widodo. 

Wako Ramlan juga menyampaikan bahwa revitalisasi TMSBK merupakan bukti keseriusan Pemerintah Kota yang didukung DPRD untuk membenahi sektor kepariwisataan Bukittinggi. “Sektor pariwisata merupakan penyumbang PAD (Pendapatan Asli Daerah) terbesar. Dari obyek wisata TMSBK dan Benteng saja, didapatkan pendapatan sekitar Rp20 miliar setiap tahunnya,” sebut Wako. “Oleh karena itu, perlu inovasi terhadap kedua obyek wisata tersebut agar masyarakat yang berkunjung tidak bosan,” ujar Wako Ramlan.(ha)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama