Potret Miskin Masyarakat Limapuluhkota


 Limapuluhkota, Integritasmedia.com-Keluarga dari pasangan Riswandi (41 tahun) dan Sri Rahayu Asnita, warga Kampung jorong Banjar Sari Nagari Labuah Gunuang Kecamatan Lareh Sago Halaban Kabupaten Limapuluhkota.


Pasangan Riswandi dan  Sri Rahayu Asnita bersama kelima  anaknya yang masih kecil terpaksa harus tinggal bersama dalam gubuk reyot seukuran kamar yang sempit, kumuh, bocor dan reyot.


"Anak-anak saya kasihan, kalau mereka mau tidur, belajar susah karena tempatnya segini," kata Wandi dengan nada suara yang lemah.


Sehari-hari kerja Wandi bertani, namun lebih kurang  lima (5) tahun sewaktu dia mencari katu kehutan, terjadilah musibah yang menyebabkan kakinya patah. Dan sampai dengan saat ini kakinya tersebut belum sembuh, dan dia tertatih-tatih untuk berjalan menggunakan tongkat pemberian orang untuk menopangnya berjalan.


Setelah mengalami kecelakaan tersebut, pencahariannya tertumpu kepada istrinya yang juga buruh tani, dimana jika ada masyarakat memanggilnya untuk bekerja disawah atau ladang, maka ada pemasukan untuk biaya berlima beranak, namun jika tak kerja, dengan sendirinya mereka tidak bisa membeli perbekalan untuk makan sehari-harinya. Ia harus bertahan hidup di gubuk berukuran 3x5 yang berdiri dilahan yang diberikan oleh orangtuanya lebih kurang 15 tahun. 

Saat didatangi Media ini setelah mendapat informasi dari salah seorang tokoh masyarakat setempat yang bernama Anto, pada Senen  (24/5/21), keadaan keluarga ini memang minim perhatian dari Pemerintahan setempat, baik dari sisi kesehatan maupun pendidikan. Rumah kecil itu berdinding sibiran papan, atapnya bocor, sehingga ditutupi dengan terpal berwarna biru.

Mereka hanya punya satu buah lampu teplok  atau lampu minyak tanah untuk penerangan dimalam harinya,Bahkan, mereka tidak punya kamar mandi. Mirisnya, mereka pun harus tinggal bersama lima ekor ayam piaraan mereka di dalam rumah itu, serta dapur bersebelahan dengan tempat nongkrong mereka bercanda serta jika ada orang bertamu kerumahnya.

Ya, keadaanlah yang memaksa mereka untuk bertahan di rumah tak layak huni itu. Meski sudah lama tinggal di gubuk itu, Wandi mengaku belum pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah. Baik itu sembako, apalagi untuk  membangun rumahnya dengan program RTLH ( Rumah Tak Layak Huni ). Memang pernah dapat bantuan BLT tahun kemaren, itupun BLT karena pandemi covid 2 kali, ucap Wandi dengan wajah sedih.

Disampaikannya juga bahwa dia sudah beberapakali mengurus tentang bantuan sembako dengan program PKH maupun untuk mendapatkan bantuan tentang program RTLH dari pemerintah, namun sampai sekarang bantuan tersebut tak kunjung datang, ujar Wandi pasrah dengan nasibnya sekeluarga.

Suharyono ( Ujang ) yang merupakan ketua Ormas Pekat IB Kabupaten Limapuluhkota yang melihat kondisi Wandi bersama dengan Anto dan media ini merasa sangat prihatin dan kecewa dengan pemerintahan Kabupaten Limapuluhkota yang mana masih ada masyarakatnya yang belum dapat bantuan apapun teehadap keluarga Riswandi ini. Itu baru satu dari yang ditemui media dan Ketua Ormas Pekat IB dan ada Wandi-Wandi lainnya di Kabupaten Limapuluhkota ini.

Dengan melihat fenomena kehidupan yang dialami Riswandi ini, Ketua Ormas Pekat IB Kabupaten Limapuluhkota Suharyono alias Ujang mengharapkan Pemkab Limapuluhkota lebih serius untuk menangani masyarakatnya yang miskin ini.Apalagi pemkab Limapuluhkota telah mempunyai pemimpin baru dengan Safaruddin Dtk Bandarajo Rajo sebagai Bupati dan Riski Kurniawan sebagai Wakil Bupatinya, ujar Ujang.

Selanjutnya media ini mengkonfirmasi tentang Riswandi ini kepada PJS Wali Nagari Labuah Gunung Zainul via HP. Zainul selaku Wali Nagari yang baru menjabat sebagai PJS Wali 1 tahun ini menyampaikan bahwa selaku Wali Nagari dia telah memberikan data Riswandi ke Dinas Lingkungan Hidup maupun ke Dinas Sosial Kabupaten, ujar Zainul.(Antoncino)


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama