Kualitas Konstruksi Pembangunan Sistem Drainase Paket 5 Diragukan


"TPT semestinya dibuat pada kedalaman tertentu untuk meningkatkan stabilitas TPT terhadap gaya geser. Namun seringkali yang terjadi di lapangan permukaan tanah yang akan dibuat TPT hanya dibersihkan saja tanpa dilakukan penggalian terlebih dahulu".


Padang, integritasmedia.com - DIKUATIRKAN pekerjaan Pembangunan Sistem Drainase Paket 5, Kawasan Skep Rawang, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang, dengan nilai Rp.1,4 M, yang dikerjakan oleh CV. Deyuda Karya akan menuai masalah di kemudian hari, seperti pada proyek SDA Kota Padang (Peningkatan Saluran Drainase Paket 13), yang juga sedang berjalan pekerjaannya.

Pasalnya proyek milik PUPR Kota Padang itu dinilai pekerjaannya tidak sesuai dengan spesifikasi. 


Seperti diungkapkan Dapit salah seorang warga disekitar lokasi proyek. "Diduga pada pekerjaan pasangan batu tidak memakai tapak, karena saat itu (pekan lalu) terlihat langsung dikerjakan diatas tanah yang ada air dan lumpurnya. 

Bahkan ada pasangan batu yang lama tidak di bongkar, serta jarak antara batu terlalu dekat bahkan ada yang saling bersentuhan, dan adanya pemakaian batu yang berukuran besar, tambahnya.

Sedangkan untuk adukan semenya juga diduga tidak memenuhi standar takaran, karena terlihat banyak pasir sedangkan semen kurang, tambahnya.

Bahkan pada bagian pasangan batu yang lama terlihat banyak tanah daripada adukan semen, serta adanya pemakaian batu bekas pasangan batu yang lama, serta batu yang ada di dalam sungai juga dipakai untuk pasangan yang baru.


Disisi lain Yufrizal, ST, salah seorang pelaku konstruksi di Padang menjelaskan, untuk dapat menyelesaikan pekerjaan konstruksi dengan sempurna memanglah sangat sulit untuk dilakukan. karena, ada banyak sekali faktor yang mempengaruhi jalannya penyelesaian pekerjaan konstruksi tersebut. 

Kalau melihal melalui foto-foto yang ada, pada pekerjaan tersebut ada beberapa kesalahan yang terjadi dalam pelaksanaan pekerjaan Tembok Penahan Tanah (TPT) dari pasangan batu, diantaranya adalah TPT dibuat di atas permukaan tanah.

Tembok penahan tanah semestinya dibuat pada kedalaman tertentu (digali) untuk meningkatkan stabilitas TPT terhadap gaya geser. 


Namun seringkali yang terjadi di lapangan permukaan tanah yang akan dibuat TPT hanya dibersihkan saja tanpa dilakukan penggalian terlebih dahulu.

Terdapatnya rongga pada TPT, hal ini sering terjadi dikarenakan para pelaksana atau tukang ingin mempercepat pelaksanaan pekerjaan (mengejar volume kubikasi pasangan batu) dan untuk menghemat penggunaan material batu. Hal ini tidak dapat dibenarkan karena dengan adanya rongga dibagian dalam TPT akan mengurangi kekuatan struktur TPT tersebut.

Ditambahkannya, pondasi yang baik harus bisa memenuhi beberapa syarat, antara lain yaitu memiliki konstruksi yang kokoh dan kuat agar tidak mudah terjadi pergeseran tempat dan posisi.

Serta bisa menyesuaikan jika ada peristiwa tanah bergerak, mengembang atau menyusut, maupun hal-hal lain yang timbul akibat bencana alam (gempa bumi).

Jika ada tekanan air yang cukup besar, pondasi mampu menahan tekanan yang muncul tersebut sehingga tidak dapat terjadi pergeseran tempat.


Penggunaan campuran mortal yang tidak memadai, semen yang digunakan sebagai bahan campuran volumenya tidak memadai atau terlalu sedikit. Dan yang lebih buruk lagi hanya menggunakan pasir saja tanpa menggunakan semen atau bahkan tanpa diisi sama sekali.

Bahkan diduga pada bagian dalam TPT, pasangan batu, tembok penahan tanah, campuran mortal yang bagus atau komposisi semen yang sesuai dengan takaran hanya dipasang dibagian terluar saja. sehingga dari luar TPT terlihat kokoh namun kenyataan didalamnya sangat rapuh.

Celah sambungan antar batu tidak ditutup, celah sambungan yang dimaksudkan disini adalah celah pada sisi terluar dari pasangan batu. Celah diantara batu harus ditutup dengan bahan adukan yang memadai namun tidak menutup permukaan batu secara keseluruhan agar batu dapat terkunci dengan baik dan untuk mencegah air dapat mengalir diantara celah batu.


"Untuk itu, kita perlu mengetahui kesalahan-kesalahan apa saja yang sering terjadi sehingga dapat menjadi bahan pelajaran dan evaluasi untuk kedepannya. Entah itu kesalahan yang disengaja atau tidak, sudah menjadi tanggung jawab kita sebagai "pekerja teknik" untuk meningkatkan kualitas konstruksi demi terwujudnya dunia konstruksi yang lebih baik", pesanya mengakhiri.

Sampai saat ini Joy dan Dendi dari CV. Deyuda Karya tidak juga memberikan konfirmasinya sehubungan dengan hal ini. 

Begitu juga dengan Nico Lesmana, Kabid SDA PUPR Kota Padang juga tidak memberikan jawabannya atas konfirmasi integritasmedia beberapa hari lalu.(ha)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama