Diduga, CV. Permata Nagari Abaikan Spesifikasi di Pekerjaan Pembangunan dan Rehabilitasi Drainase Lungkungan Paket 3

 

"Pondasi yang baik harus bisa memenuhi beberapa syarat, antara lain memiliki konstruksi yang kokoh dan kuat agar tidak mudah terjadi pergeseran tempat dan posisi. Serta bisa menyesuaikan jika ada peristiwa tanah bergerak, mengembang atau menyusut, maupun hal-hal lain yang ditimbulkan akibat bencana alam. Adakah hal tersebut sudah dipenuhi oleh CV. Permata Nagari di pekerjaan Pembangunan dan Rehabilitasi Drainase Lingkungan Paket 3".


Padang, integritasmedia.com - DIKETAHUI hampir sebahagian bersar kawasan Kota Padang rawan akan banjir.


Dan juga termasuk dengan daerah Jalan Kusuari, Kecamatan Padang Utara. Maka sudah semestinya semua pekerjaan konstruksi yang dibangun di sana haruslah disesuaikan dengan keadaan alamanya.


Tetapi, mungkin tidak dengan pekerjaan milik Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kota Padang pada Pekerjaan Pembangunan dan Rehabilitasi Drainase Lungkungan Paker 3 di Jalan Kusuari, Kecamatan Padang Utara, Kota Padang yang dikerjakan oleh CV. Permata Nagari, dengan nomor kontrak 138/kont-PSU/APBD/DPERKIM/2021, dengan anggaran Rp.400.000.000.


Karena dilapangan integritas menjumpai saat rekanan mengerjakan pasangan batu untuk dinding drainasenya diduga tidak memenuhi spesidikasfikasi. Karena pada pekerjaan pasangan batu tidak memakai tapak, saat itu (pekan lalu) terlihat langsung dikerjakan diatas tanah yang ada air dan lumpurnya. 


Bahkan ada pasangan batu yang ditempelkan pada dinding tanah yang tidak datar (cembung), serta jarak antara batu terlalu dekat bahkan ada yang saling bersentuhan, dan adanya pemakaian batu yang berukuran besar.

Sedangkan untuk adukan semenya juga diduga tidak memenuhi standar takaran.

Bahkan, saat rekanan melakukan pembersihan saluran di awal pekerjaannya telah menyebabkan robohnya pagar rumah salah seorang warga.


Pak Kas warga Jalan Kusuari yang pagarnya sempat roboh akibat pengerjaan proyek ini mengatakan, "Mereka berjanji akan memperbaikinya pada Senen kemarin, namun sampai akhir pekan kemarin belum juga dikerjakannya. Malah mereka sudah pindah ke bagian lain", ujarnya sedikit kecewa. 


Sementra itu Junaidi Hendri Anggota DPRD Kota Padang dari PKS dapil Padang Utara mengatakan, "Ini namanya bukan pokir tapi aspirasi masyarakat yang diperjuangkan di APBD, melalui reses dan musrembang kelurahan".


Kalau untuk teknik dan pengawasan dikelola langsung oleh instansi terkait, tambahnya mengakhiri. 

Itu photo awal dulu pekerjaan, waktu hujan 3 hari ndak berhenti. Bisa bapak cek kembali kelapangan, semua udah diperbaiki dan tadi ada media kelapangan melihat hasil yang diperbaiki", jawab Bambang Pimpinan CV. Permata Nagari, tanpa mau merinci metode perbaikannya.


Sementara itu, Tri Hadiyanto Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kota Padang tidak memberikan konfirmasinya sehubungan dengan masalah ini.


Kalau melihal melalui foto-foto yang ada, pada pekerjaan tersebut ada beberapa kesalahan yang terjadi dalam pelaksanaan pekerjaan pasangan batu, diantaranya adalah pasangan dibuat di atas permukaan tanah, yang masih berair dan berlumpur.


Seharusnya, pada daerah basah untuk pekerjaan pasangan batu diharuskan memakai anstamping, bukannya langsung dikerjakan ditanah yang masih ada air dan lumpurnya. 

Seharusnya air dikeringkan terlebih dulu, bukannya langsung disusun batu diatas air dan lumpur, lalu dicampur dengan adukan semen. 

Diketahui lumpur adalah jenis agregat dengan kekuatan yang rendah. Semakin banyak kandungan dalam campuran beton maupun dalam campuran mortal, maka kekuatan konstruksi akan semakin kecil. Semakin banyak jumlah air dan lumpur dalam campuran, maka jumlah permukaan lumpur akan semakin banyak. Sehingga akan membutuhkan semen yang semakin banyak untuk mengikat permukaan antar masing-masing agreagat. 


"Jika kita menggunakan komposisi yang tetap antara campuran semen, pasir dan kerikil, padahal jumlah air dan lumpur melebihi yang diisyaratkan, maka kekuatan pengikatan akan berkurang. Terlebih lagi pekerjaan pasangan batu  disandarkan ke dinding tanah, apalagi tanah liat", terangnya menguraikan.


Ditambahkannya, lumpur dan tanah adalah material yang banyak menyerap air, sehingga adukan/campuran beton bisa berubah. Ketika pasangan batu masih muda, pengikat antara semen dengan agregat pasir ataupun kerikil akan terganggu. Penambahan air terhadap adukan mortal akan membuat kekuatan pasangan batu tidak kuat dan kita akan mendapatkan hasil yang kurang baik. Penambahan air yang diizinkan terhadap campuran adalah maksimum 9% dari jumlah air dari komposisi yang direncanakan, ujarnya.

Dan seharusnya pada pekerjaan pasangan batu seperti ini, spesi antar batu terlalu dekat, bahkan ada yang saling bersentuhan. Akibatnya, daya rekat antar batu jadi berkurang. Adanya pemakaian batu yang berukuran besar, seharusnya maksimal 20 cm. kalau batu yang digunakan berukuran besar, tentu volume adukan semen menjadi berkurang. Hal itu yang menyebabkan pasangan batu tidak bertahan lama.


Untuk kualitas gn semen 1 : pasir 4). Kalau dilihat, perbandingan tidak sesuai, banyak pasir semen kurang. Ini akan menyebabkan kekuatan pasangan batu menjadi rapuh/tidak kokoh. Intinya, pasangan batu tersebut harus dibongkar kembali, katanya mengakhiri.(ha)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama