Payakumbuh, Integritasmedia. Com Pemerintah Kota Payakumbuh, Sumatera Barat menargetkan bisa mendapatkan penghargaan Kota Layak Anak (KLA) kategori Nindya pada 2022 setelah tahun sebelumnya masuk ke kategori Madya.

Sekretaris Daerah Kota Payakumbuh Rida Ananda di Payakumbuh, Kamis, mengatakan KLA memang menjadi program prioritas Wali Kota Payakumbuh yang diimplementasikan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2017-2022.

"Hal ini diaplikasikan oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam bentuk kegiatan pada rencana aksi setiap tahun nya," ujar Rida saat pelaksanaan Verifikasi Lapangan Hybrid (VLH) KLA 2022.

Kegiatan dan rencana aksi ini, sambungnya terutama dilakukan di beberapa OPD Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Dinas Sosial , DP3AP2KB, Kecamatan dan Kelurahan serta unsur-unsur masyarakat.

Berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) yang diolah, jumlah anak di Kota Payakumbuh pada 2021 sebanyak 44.464 orang atau sekitar lebih dari 31,47 persen dari total penduduk di daerah itu.

Ia mengatakan bahwa program dan kegiatan tersebut harus menyentuh setiap anak yang berhak untuk hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan.

"Serta anak kita terus mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Kota Payakumbuh sudah tiga kali masuk KLA kategori pratama pada tahun 2013, 2017 dan 2018. Sedangkan kategori madya 2019 dan tahun 2021," ujarnya.

Sementara itu Ketua Gugus Tugas KLA Yasrizal mengatakan untuk dapat mencapai KLA kategori Nindya pihaknya telah bekerja sama dengan OPD terkait untuk memenuhi apa yang diharuskan.

"Ada beberapa hal tadi yang menjadi catatan oleh tim evaluasi, salah satunya dokumen-dokumen yang perlu dilengkapi. Namun bukan hal-hal yang prinsip," kata dia.

Ia mengatakan bahwa pihaknya optimis bisa melengkapi hal yang menjadi evaluasi dari tim dan pada tahun ini Kota Payakumbuh dapat mencapai KLA kategori Nindya.

"Dari sembilan perangkat daerah yang terlibat, seluruhnya telah memiliki program langsung terkait dengan peningkatan KLA. Semua sudah berjalan dengan baik dan dinas telah menjelaskan programnya tersebut," ujarnya.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Agustion mengatakan dalam beberapa tahun terakhir jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak cenderung menurun.

"Selama tahun 2022 berjalan baru ada delapan kasus. Sedangkan pada 2021 terdapat 31 kasus kekerasan pada perempuan dan anak," ujarnya didampingi Kabid Perlindungan Anak Atrimon.

Ia mengatakan bahwa bentuk kasus kekerasan terhadap masih didominasi kekerasan secara fisik yang dilakukan oleh orang tua maupun teman.

Terkait langkah penanganan, salah satu yang dilakukan adalah dengan melakukan mediasi melalui wadah Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) yang telah disiapkan.

"Alhamdulillah kasus-kasus kekerasan terhadap anak semuanya langsung kita tangani dan untuk yang 2021 sudah diselesaikan semuanya," katanya.(A)