Sebagai Salahsatu Identitas Budaya Daerah, "Basurah Adat Kematian" Harus Dilestarikan

Irwan Basir Dt. Rajo Alam

"Basurah Adat Kematian merupakan perwujudan ABS-SBK di Nagari Pauh IX Kuranji. Oleh karena itu, Basurah Adat Kematian perlu terus disosialisasikan dan dijaga guna menguatkan tali silaturahmi dalam Banagari, Bajorong, Bakampuang sehingga ketika ada musibah kematian anak kemenakan merasa diperhatikan. Artinya raso dibao naik, pareso dibao turun".


Padang, integritasmedia.com - KEBUDAYAAN dan Adat dari daerah harus dilestarikan karena merupakan aset berharga dari negara, agar generasi selanjutnya dapat menikmati budaya dari generasi sebelumnya. 


Karena kebudayaan dan adat juga sebagai identitas dari suatu daerah, makanya kekayaan budaya daerah tersebut harus dilestarikan agar tidak punah.


Banyak cara untuk menjaga serta melestarikan kebudayaan dan adat tersebut, diantaranya dengan tetap menjaga cara hidup bermasyarakat dari generasi ke generasi, agar budaya itu tidak punah karena tetap bisa dilihat, diikuti dan dipelajari oleh generasi sekarang ini.


Atau melalui sebuah perlombaan, seperti yang diadakan oleh KAN Pauh IX Kuranji yang mengadakan Lomba Basurah Adat yang berlangsung Kamis, (15/7/22) di halaman kantor KAN (Aula Pukunaga) jalan By Pass, Kota Padang.


Diketahui, Tradisi Basurah Adat (Upacara pelepasan jenazah) di daerah Kuranji Pauh sampai saat ini masih dilaksanakan oleh masyarakatnya. Jika Basurah Adat ini tidak diwarisi ke generasi selanjutnya, juga bisa pudar ditelan zaman.

Pagelaran Basurah Adat Kematian antar 9 tepian yang ada di Kenagarian Pauh IX Kuranji ini dibuka secara resmi oleh Ketua Majelis Pertimbangan Adat (MPA) KAN Pauh IX Kuranji, Irwan Basir Dt. Rajo Alam SH, MM, Kamis (15/7/22) malam.


Dikatakan Ketua KAN Pauh IX Kuranji, Suardi Dt. Rajo Bujang, kegiatan ini merupakan sebagai langkah mewarisi adat, tradisi dan budaya saat pelepasan jenazah di tapian yang ada di Kuranji ini. Dan ini adalah Pagelaran Basurah Adat Kematian untuk yang ke 2 kalinya.


Sementara itu, Ketua Majelis Pertimbangan Adat Kerapatan Adat Nagari (MPA KAN) Pauh IX Kuranji Irwan Basir, SH, MM. Dt. Rajo Alam mengatakan, pergelaran Basurah Adat Kematian ini dalam rangka melestarikan adat Salingka Nagari.


Untuk itu, Irwan Basir Dt. Rajo Alam sangat mengapresiasi pelaksanaan Pagelaran Basurah Adat Kematian yang merupakan bagian perwujudan Adat Basandi Syarak -  Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK) di Nagari Pauh IX Kuranji.


Oleh karena itu, sebut Irwan Basir, Basurah Adat Kematian perlu terus disosialisasikan guna menguatkan tali silaturahmi dalam Banagari, Bajorong, Bakampuang sehingga ketika ada musibah kematian anak kemenakan merasa diperhatikan. Artinya raso dibao naik, pareso dibao turun. 


"Kalau tidak ada yang mewarisi maka perwujudan ABS - SBK di Kenagarian Pauh IX Kuranji akan hilang ditelan zaman, dan itu artinya kita kehilangan warisan," ujar Irwan Basir lagi.


Dengan demikian, momen ini menjadi agenda Saiyo batido, saciok bak ayam sadancing bak basi, yakni seiya sekata untuk kepentingan bersama serta menghilangkan sikap negatif, tegas Ketua MPA KAN Pauh IX ini.

Seperti halnya, melalui Pagelaran Basurah Adat Kematian yang yang kedua malam ini, sambung Irwan Basir, telah tercipta penguatan budaya yang selama ini diwarisi di Kenagarian Pauh IX Kuranji. Adat nan tak lakang dek paneh, ndak lapuak dek hujan.


"Tentunya harapan kita agenda ini akan terus berlanjut waktu-waktu akan datang, sehingga nagari dalam perkotaan bisa diisi oleh sendi-sendi adat yang nantinya berperan dan disinergikan dalam menopang program pemerintahan berupa penguatan lokal," pintanya.(***)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama