Pasaman Dalam Perspektif H. Aswandi. SE" Akses Transportasi Mutlak, Ekonomi Akan Bergerak"



Pasaman - Sumbar-  Integritasmedia.com Perlunya pemulihan akses transportasi, peluang kerja bagi generasi muda, dan membangkitkan usaha-usaha ekonomi yang bersandar pada potensi sumber daya alam, merupakan prioritas yang harus diupayakan, jika ingin memajukan Kabupaten Pasaman secara menyeluruh dan terprogram.

Butuh banyak kekuatan untuk itu. Selain komitmen pemerintah daerah, juga kekuatan politik di parlemen yang dapat mengintervensi arah kebijakan pemerintah, mulai dari pusat hingga daerah. Sekaligus, dengan kekuatan politik akan bisa mendorong suplai anggaran negara, untuk membiayai proyek pembangunan strategis yang dibutuhkan daerah.  

Hal itu terungkap dalam perspektif H. Aswandi, SE 'Pengusaha Riau asal Pasaman, dalam diskusi bertajuk "Pasaman kini dan masa depan" di Pekan Baru, Riau, Sabtu sore, akhir pekan ini.

Menurut Aswandi, tidak logis bila masyarakat Pasaman mesti berlama-lama terkungkung dalam paradigma pesimis, menganggap daerahnya miskin, Pasaman jauh atau Pasaman daerah pinggir.

"Tolong dirobah mindset kurang baik itu. Sepanjang kita punya kekuatan dan paham bagaimana memberdayakan potensi, maka keniscayaan itu bisa diantisipasi," ujarnya optimis.

Apa yang kurang di Pasaman. Dari sisi potensi sumber daya alam, luas wilayah dan iklim, akan sangat mungkin daerah ini jadi maju dan sejahtera. 

"Tinggal lagi bagaimana kita mampu memetakan kendala, mengelola potensi dan mengalokasikan anggaran yang memadai untuk membangkitkannya," papar Putra Pasaman yang kini sukses di Provinsi Riau itu.

Politisi ramah dan murah senyum ini membeberkan, salah satu kendala yang menghambat Pasaman bisa maju, adalah kurang terfasilitasinya sarana transportasi yang memadai sebagai motor penggerak ekonomi masyarakat. 

"Saya sudah lihat banyak wilayah di Pasaman, sampai ke daerah Mapattunggul di perbatasan Riau, gairah berusaha masyarakatnya cukup besar. Kawasan-kawasan yang sebelumnya kosong dan terlantar, kini telah digarap masyarakat dengan aneka komoditi, seperti jagung, pinang, durian dan manggis. Ini sesuatu yang luar biasa," ujarnya.

Perantau Pasaman yang 'acap' pulang Kampung ini menjelaskan, pemerintah daerah termasuk pihak legislatif harus fokus pada pembangunan sarana transportasi yang mampu mengakses seluruh nagari dan kejorongan di Pasaman, termasuk akses jalan dan jembatan menuju simpul-simpul usaha ekonomi yang dikelola masyarakat. 

"Pasaman itu luas, dan masyarakatnya tersebar. Adalah sesuatu yang tepat jika Pasaman dibangun secara merata dan berkesinambungan, terutama akses transportasinya," kata Aswandi.

Memang lanjutnya, untuk melaksanakan program-program itu butuh anggaran besar. Jika mengandalkan jatah DAU tahunan dari pemerintah pusat, mustahil rasanya Pasaman bisa bangkit dan menjadi hebat.

Kelemahan bagi Pasaman selama ini, tidak adanya 'orang Pasaman' yang berada di pusaran politik kekuasaan. 
Pasaman butuh kekuatan politik untuk mendorong apa yang di butuhkan daerah dan rakyatnya.

Pengalaman yang didapat Aswandi setelah malang melintang dan banyak berinteraksi dengan para petinggi negara selama sepuluh tahun terakhir BAIK SELAKU SEKJEND GATAKI MAUPUN SEBAGAI KETUA LPJK PROVINSI RIAU, jika semata mengandalkan anggaran daerah, jatah DAU (Dana Alokasi Umum) tahunan dari Pemerintah Pusat, maka daerah tersebut cenderung lambat maju, stagnan, bahkan bisa mengalami kemunduran.

Jangankan untuk membangun infrastruktur yang baru, guna memperbaiki yang telah rusak saja, akan sulit dilakukan. 

"Saya yakin, melalui kekuatan politik 'Orang Pasaman' yang mengerti dengan Pasaman, maka kabupaten seluas 4000 Km² ini akan bisa lekas berkembang, maju dan sejahtera," simpul Aswandi, politisi 'Partai Penguasa' yang gemar kopi pahit ini. 
Jika mementingkan diri sendiri dan keluarga, sudah pasti H. Aswandi, SE tidak akan mau ditawari masuk ke dunia politik. Usaha swasta yang dirintisnya di Riau, selepas wisuda di Fakultas Ekonomi Unand tahun 1991 lalu, telah memberikan hidup yang layak bersama keluarga tercinta. 

"Banyak pertimbangan sebetulnya. Namun begitu mengetahui ada falsafah hidup mengatakan "Sebaik-baik Hidup adalah hidup yang berarti bagi orang lain". maka atas dasar itu Saya memutuskan terjun ke politik dengan segala resikonya, dan memilih kampung halaman Pasaman dan Sumatera Barat sebagai tempat pengabdian." 

Niat tulus itu dituturkan Haji Aswandi saat ditanya kenapa mau ikut dalam bursa Kontestasi Politik Pemilu 2024 yang penuh intrik dan 'pressure'. 

"Saya sudah pertimbangkan segala resiko dan kemungkinan. Dengan niat tulus sembari mengucap "bismilahhirahmanirahim", saya tancapkan tekad seraya bermohon kepada Allah Swt semoga meridhoi perjuangan ini," ujar Aswandi memantapkan niatnya.  

Diceritakan, di usianya yang sudah tidak muda lagi, sering terfikirkan kapan lagi bisa berbakti buat kampung halaman dan orang banyak.

"Saya pikir inilah kesempatan yang diberikan Tuhan buat Saya. Satu harapan saja, dengan bekal pengalaman di bidang usaha jasa konstruksi, ditambah Insyaallah nanti dipercaya masyarakat mengabdi di jalur politik DPR-RI, Saya berkeinginan membangun Pasaman dan Sumatera Barat melalui kewenangan yang dimiliki partai politik dan anggota legislatif," tuturnya.

Dijelaskan Ketua LPJK (Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi) Provinsi Riau tahun 2016 - 2020 itu, bahwa politik adalah komunikasi. Apalagi berada di partai mayoritas kursi terbanyak di DPR RI, tentu suara-suara lebih didengar dan lebih diakomodir. Artinya, apapun program yang kita arahkan untuk daerah pemilihan, inshaallah menjadi prioritas. Termasuk anggaran-anggaran yang ada di kementerian dan lembaga, tentu tidak sulit diarahkan buat kegiatan sosial dan pembangunan di daerah tempat pemilihan kita," terang ayah tiga anak itu. 

Maju sebagai Calon Anggota DPR RI memang butuh perjuangan. Akan banyak rintangan dan kendala yang dijumpai dalam prosesnya nanti. 

Namun hal itu tidak menyurutkan langkah Haji Aswandi. Keinginan dan niat yang sudah ditancapkan, tetap akan diperjuangkan.

"Saya menyadari kondisi sosial yang ada di Sumatera Barat dalam setiap agenda pemilihan umum di tahun-tahun sebelumnya, khususnya menyangkut Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tempat saya bernaung sekarang. Namun, saya merasa pilihan ini sudah tepat. Dengan 'biduk' PDIP sebagai partai besar mengusai 30 persen kursi DPR-RI, tentu akan lebih leluasa memperjuangkan aspirasi masyarakat di daerah yang kita wakili," ulasnya.(MEI RIDWAN)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama