Fauzi Bahar : Banyak Pelajaran yang Dapat "Dipetik" Dari Festival Sumpah Sati Bukik Marapalam

Fauzi Bahar bersama beberapa tokoh nasional saat menghadiri Festival Sumpah Sati Bukik Marapalam


Tanah Datar, integritasmedia.com - KETUA LKAAM Sumatera Barat DR. H. Fauzi Bahar, M.Si Datuak Nan Sati bersama tokoh nasional Bachtiar Chamsyah (Mantan Menteri Sosial RI), Prof. Refly Harun, Prof. Hafidz Abbas (Mantan Ketua Komnas) serta Jendral (Purn.) Gatot Nurmantiyo (Panglima TNI 2016-2018), dan Bupati Tanah Datar Periode 2005-2015 M. Shadiq Pasadigoe, ikut menghadari pembukaan Festival Sumpah Sati, Bukik Marapalam, di kawasan Wisata Puncak Pato, Lintau Buo Utara, Kabupaten Tanah Datar, Sabtu (17/6/23).


"Sumpah Sati, Bukik Marapalam menjadi perbincangan hangat di seluruh dikalangan saat ini. Bagaimana tidak, disinilah tempat dilafalkannya sumpah itu, yang melahirkan filosofi Minangkabau, yakni Adaik Basandi Syara, Syara Basandi Kitabullah (ABS, SBK)," ujar Fauzi Bahar kepada integritasmedia.


Dilanjutkan Fauzi Bahar, dalam sejarah Minangkabau dikenal adanya perjanjin Bukit Marapalam. Perjanjian ini merupakan kesepakatan kalangan ulama dengan pemuka adat dalam menentukan kedudukan agama dan adat bagi masyarakat.


“Tagak kami indak bakisa, duduak indak baraliah, kok hiduik kadipakai, mati kaditumpang, kami pacik arek ganggamtaguah, nan tabuhua takabek arek dalam pituah ABS-SBK, adaik bapaneh, syarakbalinduang, syarak mangato adaik mamakai", jelas Fauzi Bahar.


Diterangkannya lagi, kontribusi Syekh Burhanuddin adalah mengembangkan penyesuaian agama Islam dengan adat adalah buah karya yang tidak ternilai harganya bagi kehidupan sosial, politik dan agama sehingga melahirkan Piagam Bukit Marapalam. Serta Datuk Bandaro wakil golongan adat dan Tuanku Lintau sebagai tokoh yang memprakarsai perjanjian itu di Bukit Marapalam. Fakta sosial membuktikan bahwa Tuanku Lintau yang mengkonsep, mengatur, dan menjalankan ABS-SBK. Versi keempat yaitu Piagam Sumpah Satie Bukit Marapalam masa vacum perang Paderi.


Deklarasi yang paling terkenal di dalam Sumpah Sati Marapalam adalah "Adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah, syarak mangato adaiak mamakai, alam takambang jadi guru". Artinya adalah adat menjadi Syariat, Syariat bersendi pada Al-Quran, Syariat berkata adat memakai, alam terbentang menjadi guru.


Selain itu, peristiwa Sumpah Sati Bukik Marapalam tahun 1403 M itu, merupakan bentuk peralihan kerajaan Minangkabau menjadi Kesultanan Minangkabau serta menginformasikan agar masyarakat Minangkabau harus waspada tentang perang "salib".


Dan saat ini, menurut Fauzi Bahar, Festival Sumpah Sati, Bukik Marapalam ini akan menjadi pembelajaran penting bagi generasi muda terkait lahirnya filosofi ABS-SBK.


"Semoga Festival Sumpah Sati, Bukik Marapalam memberikan banyak manfaat lebih bagi masyarakat, baik untuk meningkatkan kunjungan wisata maupun meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan", pungkas Fauzi Bahar.(henni andri)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama