Renungan 2023


Oleh :

H. Leonardy Harmainy

Ketua Badan Kehormatan DPD RI


ALHAMDULILLAH. Inilah hari baik, awal tahun, untuk menuliskan beberapa catatan sebagai renungan, berbagi pemikiran dan pengalaman, sembari menatap optimis tahun 2024. Meninggalkan tahun 2023 dengan segala capaian harus dicatat dalam bingkai kenangan yang memiliki makna. Hidup yang bermakna, berguna, merupakan tugas ummat manusia di muka bumi ini. “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (HR.  ath-Thabrani. r.a.). 


Mari kita mengingat satu tahun yang baru saja berlalu, ketika Indonesia mulai bergerak lepas, setelah didera pandemi selama dua tahun lebih. Pemerintah secara resmi mencabut kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), Jumat, 30 Desember 2022. Sejak itulah, publik seperti laron lepas dari sarang. Bebas dan segera lupa apa yang sudah menjadi luka. Luka bagi orang-orang kehilangan sanak saudara, harta benda, serta kesempatan kerja. 


Tahun 2023 yang kita jalani, seperti ada yang hilang dan janggal namun kita segera abaikan, sebab situasi sudah aman. Seperti, kita tak lagi memakai masker, tak perlu lagi harus ditusuk hidung (PCR) setiap ingin berangkat menggunakan transportasi publik. Melupakan sesuatu yang buruk, mungkin baik, namun mensyukuri melewati peristiwa itu jauh lebih baik. Sebab ketakutan pada masa-masa awal itu, bagi sebagian orang, menimbulkan penyakit-penyakit baru. 


Sekali lagi, alhamdulillah. Pulihnya dunia pada tahun 2023 dari pandemi, tumbuh kembali ekonomi, menunjukkan kekuatan luar biasa sebagai ummat manusia, juga sebuah negara dengan sistem sosial yang terbangun. Sekalipun kita masih merasakan, selalu ada yang kurang dan belum ideal namun optimisme adalah modal, harapan adalah kekuatan, itulah yang menjadi penopang dari hidup ini, dengan bersandar kepada kekuatan Ilahiyah. Semua yang kita jalani, atas izin Yang Maha Kuasa, qudrah iradhah di luar kekuatan manusia. 


Pandemi telah meninggalkan jejak yang masih dapat dibaca, secara fisik, kita melihat sisa-sia tempat cuci tangan, masker-masker tetap dijual, bahkan masih ada yang memakainya, kartu vaksin, bukti bayar tes PCR, Swab, dst. Di atas semua itu, memori kolektif kita merasakan dampak-dampak secara sosial, ekonomi, hingga dunia pendidikan. Misal, kualitas dari sistem pembelajaran dengan menggunakan peranti online terasa tidak semaksimal pertemuan tatap muka. 


Generasi Covid-19, mengalami lost system untuk beberapa hal di bidang tatap muka, yang mestinya mereka dirasakan secara langsung dalam bentuk pengalaman (exprience). Atas kekurangan tersebut, harus diisi segera dalam pada saat ini dan masa depan. Lebih-lebih mereka merupakan kalangan yang disebutkan sebagai bagian dari bonus demografi. Suatu kondisi, jumlah penduduk produktif atau angkatan kerja lebih besar dibandingkan penduduk yang tidak produktif.


Menurut data, tahun 2020-2030, Indonesia memasuki bonus demografi. Bonus demografi menjadi berkah bila angkatan kerja produktif bisa terserap pada pasar kerja. Ancaman di balik itu, menjadi bencana bila angkatan kerja tidak terserap. 


Bonus demografi tersebut adalah generasi milenial, Gen Z, yang dihadapkan pada pertaruhan bangsa, dimana Indonesia Emas 2045 mereka merupakan tenaga produktif di berbagai bidang. Persiapan terhadap mereka harusnya dua kali lipat, kapan perlu lebih, agar Indonesia memiliki martabat yang tinggi di mata dunia. Dampak pandemi sebenarnya bukan alasan, namun perlu dipertimbangkan agar ada gagasan baru dalam sistem percepatan pendidikan dan kesehatan untuk mereka. 


Menurut saya, Indonesia Emas membutuhkan, generasi yang memiliki daya tahan yang kuat dalam hal kesehatan fisik dan mental, dimana persaingan kian ketat harus dimenangkan dalam mendapatkan kesempatan. Bidang kesehatan dan Bidang pendidikan menjadi perhatian bagi pemangku kebijakan, jangan sampai asal program semata. 


Selain itu, Indonesia Emas membutuhkan generasi yang terampil dan cerdas. Kemajuan teknologi informasi yang hari ini, sebenarnya kesempatan dalam menggali ilmu pengetahuan. Perlu dibangun sistem dan kebijakan yang strategis dari pemerintah agar generasi milenial, Gen Z, memanfaatkan teknologi informasi untuk masa depan mereka, bukan sebagai mainan semata. Siapa yang menguasai teknologi dan informasi, itulah yang menguasai dunia. 


Terakhir, ini juga terdampak hebat pada masa pandemi. Pendidikan karakter dan berakhlak. Jebakan konsumsi teknologi informasi, telah berdampak pada sikap dan tindakan yang menggerus akhlak. Agaknya, ini perlu perhatian yang sangat serius bagi pemangku kebijakan. Jangan pernah abai soal ini, agar bangsa ini tetap menjunjung akhlak dalam kehidupan. Bangsa yang baik, bangsa yang memiliki akhlak mulia.


Selamat jalan tahun 2023, selamat menata kehidupan tahun 2024. Semoga kita bagian dari orang-orang yang beruntung, menjadi lebih baik dan bermakna dari tahun ke tahun. Aamiin ya Rabbi.(***)







Pj Wako Jasman Lakukan Sidak ke Sejumlah OPD

PENJABAT (Pj) Walikota (Wako) Payakumbuh Jasman melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah kantor Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk memastikan pelayanan terhadap masyarakat berjalan dengan maksimal. 

Kantor pertama yang disidak oleh Pj Wako yakni Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Payakumbuh dilanjutkan ke kantor Dinas Perhubungan. 

"Hari ini kami melakukan sidak ke sejumlah OPD, yang pertama kami pastikan itu kehadiran dari Aparatur Sipil Negara (ASN) di kantor dan Alhamdulillah ASN kita disiplin untuk kehadiran ini," kata Pj Wako Payakumbuh Jasman usai melakukan sidak, Selasa (30/01/2024).

Selain memastikan kehadiran, Jasman juga berbincang dengan sejumlah ASN terkait kegiatan yang sedang dan akan dilaksanakan serta terkait kendala yang didapati dalam mencapai target-target pekerjaan. 

Pada kesempatan itu, Jasman juga melakukan pengecekan terhadap kelengkapan sarana serta prasarana di OPD tersebut. 

Salah satunya di Kantor Kesbangpol yang membutuhkan sejumlah perbaikan termasuk Helpdesk Pemilu di Aula Kantor Kesbangpol.

Selanjutnya di Dinas Perhubungan yang membutuhkan alat tambahan untuk Uji KIR. Kebutuhan alat Uji KIR ini akan berdampak terhadap peningkatan akreditasi yang saat ini masih berakreditasi B untuk menjadi akreditasi A. 

"Kita melihat memang kantor OPD kita itu masih banyak kekurangan dan membutuhkan perbaikan. Hal ini juga untuk memberikan pelayanan yang maksimal terhadap masyarakat," ungkapnya. (RK)



Sebanyak 7.647 KK Warga Kota Payakumbuh Terima Bantuan Beras dari Bapanas

Pj Walikota (Wako) Payakumbuh Jasman menyerahkan secara simbolis bantuan cadangan beras pemerintah untuk bantuan pangan 2024 kepada 7.647 Kepala Keluarga (KK) yang berasal dari Badan Pangan Nasional (Bapanas).

"Alhamdulillah hari ini kita menyerahkan bantuan pangan berupa beras kepada 7.647 KK di Kota Payakumbuh. Bantuan ini merupakan bentuk kepedulian pemerintah kepada masyarakatnya," kata Pj Wako Payakumbuh, Jasman, Senin (29/1/24).

Hal tersebut disampaikannya saat menyerahkan bantuan pangan 2024 secara simbolis di Kantor Kelurahan Koto Panjang, Kecamatan Payakumbuh Timur, Senin (29/01/2024). Hadir dalam kesempatan tersebut Kepala Bappeda Yasrizal, Dinas Ketahanan Pangan Edvidel Arda, Perwakilan Perum Bulog, perwakilan PT Pos Indonesia, Sekretaris Dinsos B. Nasution, Camat, dan Lurah. 


Jasman mengatakan masing-masing kepala keluarga menerima sebanyak 10 Kg setiap bulan selama enam bulan. Sehingga setiap bulannya total beras bantuan yang disalurkan setiap bulan sebanyak 76.47 Ton. 

Data penerima bantuan pangan tahun 2024 bersumber dari Data P3KE Kemenko PMK dan telah dilakukan verifikasi dan validasi data yang dilakukan oleh pihak kelurahan yang dibantu oleh PSM. 

"Verifikasi dan Validasi data bertujuan untuk menghindari bantuan tidak tepat sasaran yaitu mengganti KPM yang tidak sesuai dengan data, meninggal dunia, pindah domisili, dicatat lebih dari 1 kali, tidak ditemukan alamatnya, tidak ditemukan pada alamat yang terdata, dan menolak menerima bantuan," ujarnya.

Dalam penyalurannya Perum Bulog bekerja sama dengan PT Pos Indonesia sebagai transporter untuk menyalurkan beras dari Gudang BULOG sampai kepada seluruh Penerima Bantuan Pangan. 

Ia mengatakan tujuan penyaluran cadangan beras adalah sebagai upaya untuk menanggulangi kekurangan pangan yang dapat berdampak pada terjadinya krisis pangan dan gizi, pengendalian inflasi, serta melindungi produsen dan konsumen dari dampak fluktuasi harga. 

"Diharapkan kepada Kepala dinas Ketahanan Pangan, Dinas Sosial, camat dan lurah untuk dapat membantu kelancaran proses pendistribusian," ujarnya.

Selanjutnya, Jasman mengimbau kepada penerima bantuan disampaikan dan diingatkan bahwa beras bantuan ini adalah untuk dikonsumsi, bukan dijual kembali atau tukar tambah. 

"Sebab jika ditemukan ada yang menjual maka untuk bantuan tahap berikutnya akan diganti dengan penerima yang lain. Kepada para pedagang agar tidak menerima atau membeli beras bantuan tersebut, jika kedapatan akan diberikan sanksi secara tegas," ungkapnya.(***)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama