Pariwisata Kota Padang Terancam, Pengunjung Keluhkan Kenyamanan di Objek Wisata

Ketika adu debat antara rombongan wisatawan asal Malaysia dengan oknum diduga pengelola parkir di objek wisata Pantai Air Manis Padang (foto-tangkapan layar)


Padang, integritasmedia.com - LAGI-lagi, kabar kurang bagus datang dari dunia kepariwisataan Kota Padang. Seperti yang sebelum-sebelumnya, kenyamanan pengunjung di objek wisata kembali terusik karena masalah klasik seputaran uang parkir dan pungutan liar lainnya.


Sejatinya, yang dicari wisatawan saat berkunjung atau berlibur ke suatu objek wisata adalah kenyamanan. Karena, kenyamanan ini merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi kepuasan dan pengalaman berlibur mereka. Bahkan, kenyamanan yang baik dapat meningkatkan minat wisatawan untuk kembali atau merekomendasikannya kepada orang lain untuk berkunjung lagi.


Namun, tidak begitu yang dialami oleh rombonnggan wisatawan dari Malaysia, saat berwisata ke Pantai Air Manis, Kelurahan Air Manis, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang.


Kejadian yang viral pada Senin (9/6/25) kemarin, setelah seorang netizen membagikan pengalaman kurang menyenangkannya saat membawa berwisata ke Pantai Air Manis Padang.


Dalam unggahannya di Facebook tersebut, dia mengaku dua kali dimintai uang parkir oleh oknum tak resmi saat membawa rombongan dari Malaysia. Peristiwa itu diunggah akun Facebook Ghen Ghani Back.


Bahkan dia menulis, bahwa rombongan mereka sempat dihadang oleh sekelompok pemuda sebelum memasuki kawasan pantai dan dimintai uang Rp250 ribu. Setelah bernegosiasi, mereka akhirnya membayar Rp200 ribu sebagai tiket masuk sekaligus uang parkir. 


Namun setelah masuk, mereka kembali dimintai uang parkir oleh pihak lain. Situasi itu membuat keluarganya dari Malaysia merasa tidak nyaman dan memilih membatalkan kunjungan tersebut. 


“Tempat wisata macam apa ini? Bukan masalah uang, tapi masalah kepercayaan wisatawan," tulisnya siakhir unggahannya tersebut.


Sedangkan Video kedua tak kalah membuat geram, dimana seorang wisatawan asal Jambi terlibat adu mulut dengan oknum tukang foto keliling. Wisatawan tersebut memprotes keras dugaan pemungutan biaya ganda yang dilakukan oknum tersebut. Keributan itu pun terekam dan menyebar luas di berbagai platform media sosial, memicu gelombang komentar negatif dari netizen terhadap pengelolaan wisata Kota Padang.


Menyikapi hal tersebut Wakil Ketua DPRD Kota Padang, Mastilizal Aye, menyatakan kegeramannya atas maraknya aksi-aksi liar yang merusak wajah pariwisata dan menciptakan citra negatif bagi kota yang tengah berjuang membangun sektor wisatanya. Ia menyebut kejadian itu bukan hanya masalah teknis, tetapi sudah memasuki ranah yang mengkhianati kepercayaan wisatawan.


"Ini bukan sekadar pungli. Ini adalah penghinaan terhadap citra pariwisata Kota Padang. Kalau tidak segera ditindak tegas, kita akan kehilangan kepercayaan wisatawan, bukan hanya lokal, tapi juga mancanegara!" tegas Politisi Partai Gerindra tersebut, Sabtu (14/6/25).


Menurut Mastilizal, peristiwa ini adalah peringatan keras bagi Dinas Pariwisata Kota Padang dan seluruh pemangku kepentingan pariwisata.


"Kalau ini terus dibiarkan, artinya pemerintah sudah gagal menjaga sektor pariwisata. Kita minta Dinas Pariwisata jangan hanya sekadar jadi penonton atau birokrasi tukang stempel. Harus turun ke lapangan, awasi dengan ketat!" seru Mastilizal.


Ia menegaskan bahwa kecepatan penyebaran informasi di era digital saat ini tidak memberi ruang bagi pembiaran. Sekali kesalahan menyebar, maka efeknya bisa permanen bagi citra daerah.


Mastilizal juga mendorong Pemerintah Kota Padang untuk segera membuat regulasi dan tindakan preventif yang lebih tegas agar kejadian serupa tidak lagi berulang, terutama di kawasan wisata yang berada di luar kontrol langsung Pemko.


"Jangan hanya alasan ‘itu bukan wilayah kita’. Kalau dibiarkan, tetap saja masyarakat tahunya itu di Padang. Sudah waktunya ada aturan ketat dan sanksi sosial terhadap pelaku-pelaku seperti ini".


Ia mengajak seluruh unsur  mulai dari tokoh masyarakat, pemuda lokal, hingga pihak keamanan  untuk ikut serta menjaga nama baik daerah. Menurutnya, semangat gotong royong harus hadir bukan hanya saat festival, tapi juga dalam menjaga integritas destinasi wisata.


Mastilizal menegaskan, DPRD Kota Padang tidak akan tinggal diam. Ia berjanji akan turun langsung ke lapangan bersama tim untuk menyelidiki lebih jauh akar permasalahan dan mencari solusi nyata di tengah masyarakat.


"Saya pribadi akan turun. Ini bukan cuma tugas eksekutif. Sebagai wakil rakyat, saya ingin memastikan bahwa kejadian ini tidak menjadi budaya busuk yang terus berulang setiap musim liburan."


"Kalau perlu, kita bongkar siapa yang membekingi praktik-praktik semacam ini. Jangan-jangan ada oknum yang ikut bermain di belakang!" tegasnya.


Kasus ini dinilai menjadi ancaman serius bagi masa depan pariwisata Kota Padang, yang selama ini sedang berbenah untuk meningkatkan daya tariknya di mata wisatawan domestik dan internasional.


Mastilizal menyebutkan bahwa kepercayaan wisatawan adalah modal utama, dan bila itu tercoreng, maka akan sulit untuk membangunnya kembali.


"Wisatawan bisa memaafkan pelayanan yang kurang, tapi mereka tidak akan pernah melupakan rasa tidak aman, ketidak nyamanan dan ketidakadilan. Ini soal martabat," pungkasnya.(Mond/hen)


#PemkoPadang #DinasPariwisataPadang #WisataPadang #PantaiAirManis #PungutanLiar #DPRDPadang

Post a Comment

أحدث أقدم