Polisi Mulai Selidiki Kasus Penipuan Lowongan Pekerjaan di Basko City Mall Padang

Ketika para korban dan keluarga penipuan lowongan pekerjaan mendatangi Polsek Pauh (foto-dok bp)


Padang, integritasmedia.com - SETELAH hebohnya kasus penipuan yang dialami oleh ratusan orang pencari kerja untuk diperkerjakan di Basko City Mall Padang, kini kasus tersebut resmi masuk ke ranah hukum. Setelah beberapa orang korbannya melapor kepada pihak berwajib di Polsek Pauh. Dari keterangan awal dari pelapor praktik ini didalangi oleh seorang wanita bernama Vv, bersama tiga rekannya Az, St dan Ac.


Benar, kasus ini kini sudah ditangani oleh Unit I Tindak Pidana Umum Satuan Reserse Kriminal Polresta Padang, setelah pihaknya menerima sejumlah laporan dan tengah melakukan penyelidikan intensif, ungkap Kepala Satuan Reskrim, AKP M. Yasin.


“Kami telah menurunkan tim untuk menangani laporan ini secara menyeluruh. Kami imbau seluruh korban untuk segera melapor, karena keterangan mereka sangat penting dalam proses pengungkapan kasus ini,” jelas AKP Yasin kepada media, Senin (16/6/25).


Yasin menambahkan bahwa pihaknya menduga ada struktur sistematis dalam modus penipuan ini, dan sangat mungkin jumlah korban akan lebih banyak dari yang sudah melapor. “Kami percaya bahwa semakin banyak korban yang bersuara, semakin terang pula rangkaian peristiwa ini bisa kami uraikan. Tidak menutup kemungkinan ini adalah bagian dari jaringan penipuan lebih luas,” ujarnya.


Polresta Padang mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap tawaran kerja yang menjanjikan proses cepat dengan syarat pembayaran. Mereka menegaskan bahwa setiap proses rekrutmen yang sah seharusnya tidak membebani calon pekerja dengan biaya administratif tanpa kejelasan.


Pihak kepolisian memastikan akan menindak tegas siapapun yang terbukti melakukan penipuan, dan mengajak masyarakat untuk bersama-sama membangun kesadaran hukum demi mencegah kejadian serupa terulang di masa depan.


Diketahui, kasus ini mencuat setalah emosi warga memuncak pada Minggu malam (15/625, ketika puluhan korban dan keluarganya melakukan aksi spontan dengan mendatangi sebuah rumah di kawasan Koto Parak, Kelurahan Pisang, Kecamatan Pauh. Rumah tersebut diduga menjadi tempat tinggal salah satu pelaku utama, Vv. Namun, ketika warga tiba, rumah itu telah kosong. Diduga para pelaku telah melarikan diri beberapa hari sebelumnya.


Suasana sempat tegang ketika warga yang marah meminta kejelasan, namun tidak ada satu pun dari pihak terduga pelaku yang bisa ditemui. Sejumlah saksi mata mengatakan bahwa aktivitas di rumah tersebut mendadak sepi sejak Sabtu malam.


Dikesempatan terpisah, salah seorang korban, Diana Arifin (19) menceritakan bagaimana ia tergiur oleh tawaran pekerjaan sebagai Sales Promotion Girl (SPG) di Mall terbesar di Sumatera  arat itu. Tawaran tersebut disampaikan langsung oleh kelompok pelaku yang terlihat meyakinkan dan seolah-olah bekerja sama dengan pihak mall. Untuk proses administrasi, Diana diminta menyetor uang sebesar Rp600 ribu, dengan janji akan segera mulai bekerja. Namun, hingga berminggu-minggu berlalu, pekerjaan yang dijanjikan tak kunjung datang, dan komunikasi dengan para pelaku pun terputus.


Cerita serupa datang dari Melani (18), seorang pelajar dari Kelurahan Binuang Kampung Dalam, serta Fitri Amelia Rahman (23), warga Dadok Tunggul Hitam. Fitri bahkan mengaku telah menyetorkan uang jutaan rupiah, berharap mendapat pekerjaan tetap. “Kami sudah cari ke rumahnya, tapi mereka kabur. Tidak ada yang bisa kami hubungi lagi,” tutur Fitri dengan nada kecewa.


Menurut kesaksian para korban, perekrutan dilakukan secara langsung, dari mulut ke mulut, bahkan di tempat umum seperti pelataran mall, taman kota, hingga lingkungan permukiman. Hal ini membuat pelaku dengan mudah menjangkau calon korban dari berbagai latar belakang usia dan pendidikan, terutama mereka yang sedang terdesak mencari kerja.


Dengan adanya kasus ini, semoga dapat menjadi pelajaran berharga bagi masyarakat, terutama mereka yang tengah berjuang mencari pekerjaan. Dan, kepada lembaga bantuan hukum serta aktivis ketenagakerjaan pun mulailah angkat suara, menyoroti minimnya edukasi dan pengawasan terhadap praktik rekrutmen kerja, baik di dunia nyata maupun daring.(Mond/hen)


#Padang #PenipuanLowonganKerja

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama