![]() |
Menpora Dito Ariotedjo saat kunjungi Dharmasraya bersama Wagub Sumbar Vasko Ruseimy, Kamis (3/7/25) (foto-dok H.Afra) |
Dharmasraya, integritasmedia.com - MENTERI Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia, Dito Ariotedjo, memberikan apresiasi tinggi terhadap kebijakan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat yang menjadikan pencak silat sebagai kegiatan ekstrakurikuler (ekskul) wajib di tingkat SMA dan SMK. Ia menyebut langkah tersebut sebagai terobosan strategis yang tidak hanya mendidik generasi muda, tetapi juga sekaligus melestarikan salah satu warisan budaya paling penting bangsa Indonesia.
“Sumatera Barat salah satu daerah yang telah menjadikan pencak silat sebagai ekstrakurikuler wajib. Ini langkah cerdas untuk melestarikan budaya sekaligus mencetak atlet sejak dini,” ujar Menpora Dito saat menghadiri acara di Dharmasraya, Kamis (3/7/25).
Menurut Dito, pencak silat tidak hanya layak dipandang sebagai cabang olahraga semata, tetapi juga sebagai identitas budaya yang sarat nilai-nilai luhur seperti kedisiplinan, kehormatan, dan ketangguhan. Oleh karena itu, ia berharap kebijakan serupa bisa diadopsi oleh provinsi-provinsi lain sebagai bentuk nyata dari upaya pelestarian budaya melalui jalur pendidikan.
“Pencak silat adalah budaya bangsa yang harus kita jaga. Melalui kebijakan seperti ini, kita tidak hanya melestarikan seni bela diri, tetapi juga memperkuat karakter generasi muda,” tambahnya.
Lebih jauh, Dito menyatakan bahwa Sumatera Barat memiliki potensi besar untuk menjadi pusat budaya dan etalase (showcase) pencak silat Indonesia. Provinsi ini dikenal memiliki kekayaan tradisi silat Minangkabau atau silek, yang menyatu erat dengan kehidupan sosial, adat, dan falsafah masyarakatnya.
“Sumbar bisa menjadi role model dan pusat pelatihan nasional. Budaya silek di Minangkabau memiliki akar yang kuat dan hidup dalam masyarakat. Ini keunggulan yang harus dikembangkan,” tegas Dito.
Kebijakan menjadikan pencak silat sebagai ekstrakurikuler wajib ini merupakan inisiatif dari Wakil Gubernur Sumatera Barat, Vasko Ruseimy. Ia telah mendorong seluruh SMA dan SMK di wilayah Sumbar untuk menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler silek tradisi Minangkabau di lingkungan sekolah.
Program ini tidak hanya diterapkan secara simbolis, tetapi telah berjalan nyata di sejumlah sekolah menengah di berbagai kabupaten dan kota. Silek diajarkan oleh pelatih lokal yang merupakan tokoh-tokoh budaya dan pendekar dari berbagai aliran silat tradisional Minang, seperti Silek Tuo Pauh, Silek Kumango, hingga Silek Lintau.
Program ini dipandang sebagai bentuk integrasi nilai budaya dalam pendidikan formal, sesuatu yang kerap diabaikan dalam kurikulum modern. Dengan memasukkan pencak silat sebagai kegiatan wajib, siswa tidak hanya mendapat penguatan fisik, tetapi juga pemahaman tentang adat, sejarah, dan nilai-nilai luhur yang diwariskan nenek moyang mereka.
“Kami ingin menjadikan sekolah sebagai tempat pembibitan atlet dan pelestari budaya. Ini bukan hanya untuk menang kejuaraan, tapi agar generasi muda tahu siapa dirinya dan dari mana asal budayanya,” ujar Wagub Vasko dalam pernyataannya beberapa waktu lalu.
Menpora Dito juga menyinggung potensi program ini dalam jangka panjang, termasuk mendorong pencak silat Sumbar ke pentas nasional bahkan internasional. Ia menyebut langkah Pemprov Sumbar bisa menjadi cetak biru pengembangan pencak silat nasional yang tidak hanya berorientasi pada prestasi, tetapi juga pelestarian nilai-nilai budaya.
“Jika dikembangkan konsisten, Sumbar bisa mengirim atlet pencak silat dari sekolah-sekolahnya ke kejuaraan dunia. Tapi lebih dari itu, kita ingin budaya Indonesia dikenal lewat generasi muda,” tutupnya.
Dengan program ini, Sumatera Barat tak hanya menunjukkan keberpihakan pada pelestarian budaya lokal, tetapi juga menghadirkan contoh konkret bagaimana pendidikan bisa menjadi kendaraan pelestarian budaya bangsa. Sementara provinsi lain masih berkutat dengan soal ekstrakurikuler yang berbasis tren semata, Sumbar telah selangkah lebih maju: mengakar ke tradisi, tapi melangkah ke masa depan.(Mond/hen)
#SumateraBarat #KabupatenDharmasraya #MelestarikanWarisanBudaya #PencakSilat #SilekTuoPauh #SilekKumango #Silek Lintau. #Menpora #Pendidikan
Posting Komentar