Naik Rp200 Miliar, Ini Strategi Jitu Bapenda di Balik Lonjakan Pendapatan

Yosefriawan, Kepala Bapenda Kota Padang (foto-humas Bapeda)


Padang, integritasmedia.com - DALAM dua tahun terakhir, Kota Padang mencatatkan capaian luar biasa di sektor pendapatan daerah. Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Padang sukses meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar lebih dari Rp200 miliar, sebuah lonjakan yang tidak hanya signifikan secara angka, tapi juga mencerminkan transformasi besar dalam manajemen fiskal di bawah kepemimpinan Walikota Fadly Amran dan Wakil Walikota Maigus Nasir.


Keberhasilan ini bukan hasil kebetulan. Di balik grafik pendapatan yang menanjak itu, tersembunyi berbagai strategi inovatif, kolaborasi lintas sektor, serta semangat kuat menjadikan Padang sebagai kota mandiri secara fiskal dan berdaya saing tinggi.


Kepala Bapenda Kota Padang, Yosefriawan, menyampaikan bahwa kemandirian fiskal bukan sekadar jargon, melainkan menjadi napas utama dalam membangun pemerintahan yang kuat, responsif, dan tidak tergantung pada dana pusat. Baginya, PAD adalah denyut nadi pembangunan semakin besar PAD, semakin luas ruang gerak kota dalam membiayai kebutuhannya sendiri.


“Kenaikan Rp200 miliar ini adalah buah dari kerja keras bersama. Ini menunjukkan bahwa ketika semua elemen bergerak seirama dari Bapenda hingga masyarakat hasilnya akan luar biasa,” ungkap Yosefriawan.


Peningkatan PAD tak lepas dari keberhasilan Bapenda mengoptimalkan sektor-sektor krusial. Kontributor utama PAD Padang antara lain berasal dari:

Pajak hotel dan restoran

Pajak hiburan dan reklame

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)

Retribusi parkir


Namun bukan hanya sekadar menarik pajak, Bapenda juga menata ulang pengelolaan agar lebih transparan, efisien, dan mengakar di lapangan. Hasilnya, pendapatan dari sektor-sektor tersebut terus mengalami tren kenaikan yang stabil.


Salah satu game-changer terbesar dalam lonjakan PAD adalah digitalisasi layanan perpajakan. Yosefriawan menyebut transformasi digital sebagai “keniscayaan yang tidak bisa ditunda.” Maka sejak dua tahun terakhir, Bapenda mendorong penuh penggunaan teknologi untuk memudahkan pelayanan, pelaporan, dan pembayaran pajak.


Kini, warga Kota Padang dapat mengakses aplikasi pajak daerah yang memungkinkan mereka membayar pajak kapan saja dan dari mana saja. Proses yang dulu memakan waktu dan tenaga kini bisa dilakukan dalam hitungan menit.


“Dengan sistem online ini, wajib pajak tidak perlu antre, tidak perlu datang ke kantor. Semua serba mudah, cepat, dan transparan,” terang Yosefriawan.


Digitalisasi bukan satu-satunya strategi. Bapenda juga menjalin kemitraan aktif dengan berbagai lembaga penegak hukum dan instansi vertikal demi menjaga kepatuhan dan integritas dalam penerimaan pajak.


Kolaborasi dengan Kejaksaan, Polda Sumbar, Ditlantas, dan UPTD Samsat membuka ruang bagi penindakan tegas terhadap pelanggar kewajiban pajak, sekaligus edukasi kepada masyarakat. Salah satu aksi nyata adalah Operasi Gabungan (Opsen) Pajak Kendaraan Bermotor yang digelar rutin untuk memastikan kepatuhan para pemilik kendaraan.


Tak hanya itu, pengawasan objek pajak seperti reklame dan parkir juga diperketat. Tim pengawasan dari Bapenda terjun langsung ke lapangan, melakukan inspeksi dan tindakan terhadap pelanggaran yang merugikan PAD.


Namun Yosefriawan tak menutup mata bahwa kunci dari semua keberhasilan ini tetap ada pada kesadaran masyarakat. Ia menyebut partisipasi warga sebagai pondasi utama pembangunan kota.


“Setiap rupiah pajak yang dibayarkan masyarakat adalah investasi untuk membangun jalan, sekolah, puskesmas, dan pelayanan publik lainnya,” ujarnya.


Kesadaran untuk membayar pajak, imbuhnya, harus terus dipupuk karena keberlanjutan pembangunan bergantung pada kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat sebagai wajib pajak.


Walikota Padang, Fadly Amran, dan Wakil Walikota, Maigus Nasir, menyampaikan apresiasi tinggi terhadap kinerja Bapenda. Keduanya menegaskan bahwa peningkatan PAD adalah langkah strategis untuk mengurangi ketergantungan terhadap dana pusat dan menciptakan otonomi fiskal yang sejati.


“Kami ingin Padang berdiri di atas kaki sendiri. Kemandirian fiskal adalah jalan menuju kemandirian pembangunan. Maka optimalisasi PAD harus dilakukan terus-menerus, dengan inovasi, transparansi, dan melibatkan semua unsur,” tegas Fadly.


Dengan lonjakan PAD sebesar Rp200 miliar, transformasi digital yang progresif, serta sinergi lintas sektor yang solid, Kota Padang kini tengah menapaki jalan menjadi kota yang mandiri, inklusif, dan tahan terhadap guncangan fiskal.


Bapenda tidak berhenti di titik ini. Mereka terus melangkah dengan semangat baru, menjemput peluang baru, dan menyempurnakan strategi demi satu tujuan: Padang yang makmur dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.(Mond/hen)


#PemkoPadang #BapendaPadang #PAD

Post a Comment

أحدث أقدم