Sumbar, integritasmedia.com--Cuaca ekstrem kembali melanda sejumlah wilayah di Sumatera Barat.
Hujan dengan intensitas tinggi yang turun selama beberapa hari terakhir memicu rangkaian bencana hidrometeorologi di berbagai daerah.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat melaporkan, terdapat tujuh daerah yang mengalami dampak berupa banjir, longsor, angin kencang, hingga pohon tumbang.
“Sejauh ini laporannya ada tujuh daerah yang terdampak dan melaporkan kondisinya,” ujar Ilham Wahab, juru bicara kebencanaan Sumatera Barat, kepada detikSumut, Senin (24/11/2025).
Dari seluruh wilayah terdampak, Kabupaten Padang Pariaman khususnya kawasan Ulakan, menjadi lokasi dengan dampak paling luas.
Wilayah ini mencatat jumlah kerusakan paling besar, serta jumlah warga terdampak terbanyak.
“Untuk di Padang Pariaman merupakan dampak banjir terluas yang terjadi hingga saat ini,” kata Ilham.
BPBD Sumatera Barat mencatat, sedikitnya 3.076 rumah warga terendam banjir di kabupaten tersebut.
Total masyarakat terdampak mencapai 9.278 jiwa, dan kerusakan juga terjadi pada lahan pertanian serta jaringan irigasi.
“Cakupannya cukup luas ya, ada 3.000-an rumah yang terdampak dan lahan pertanian juga serta saluran irigasi. Juga terjadi longsor dan kerugian sementara diperkirakan lebih dari Rp 4 miliar,” tuturnya.
Selain Padang Pariaman, beberapa kabupaten dan kota lain juga mengalami bencana serupa.
Ilham menyebutkan, Kota Padang menghadapi pohon tumbang dan banjir di sejumlah kecamatan. Di Solok, hujan deras memicu banjir, sementara daerah lain melaporkan kejadian longsor.
“Seperti di Kota Padang terjadi pohon tumbang, di Solok terjadi banjir dan di beberapa daerah lainnya juga ada longsor,” ujarnya dikutip dari IDN Times.
BMKG: Potensi Cuaca Ekstrem Masih Tinggi
Sebelumnya, BMKG telah mengeluarkan peringatan dini terkait peluang meningkatnya cuaca ekstrem di Sumatera Barat.
Kepala Stasiun Meteorologi Minangkabau, Desindra Deddy Kurniawan mengatakan, kondisi atmosfer saat ini mendukung pertumbuhan awan hujan yang lebih signifikan.
“Adanya peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan tersebut berdampak pada meningkatnya peluang kejadian cuaca ekstrem yang dapat memicu bencana hidrometeorologi di Sumatera Barat, seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, petir kilat dan jalan licin,” ujarnya pada Minggu (23/11/2025).
Pemprov Tetapkan Siaga Darurat hingga Desember
Melihat perkembangan kondisi di lapangan, Pemerintah Provinsi Sumatra Barat menetapkan status siaga darurat bencana hingga akhir Desember 2025.
“Sesuai dengan peringatan dini yang disampaikan oleh BMKG, puncak curah hujan di Sumbar akan terjadi selama November hingga Desember mendatang,” jelas Ilham.
Ia mewanti-wanti masyarakat agar tetap waspada dan mengikuti arahan resmi dari pemerintah serta lembaga terkait.
“Sesuai dengan peringatan BMKG, kita sudah meneruskan juga kepada daerah untuk meningkatkan kewaspadaan. Termasuk juga kita sudah meminta agar daerah menerapkan siaga darurat,” ujarnya.
Dengan potensi hujan lebat yang masih mungkin terjadi dalam beberapa minggu ke depan, BPBD kembali mengingatkan warga di daerah rawan banjir, longsor, dan banjir bandang untuk tidak mengabaikan kondisi cuaca yang dapat berubah cepat. (Jet)


إرسال تعليق