Pembangunan Kantor Camat Payakumbuh Utara,Materialnya Diduga Tak Memenuhi Standar








Payakumbuh,Integritasmedia.com - Warga sekitar pembangunan Kantor Camat Payakumbuh Utara memberitahukan kepada beberapa orang awak media tentang material yang digunakan oleh rekanan CV.Giat Pembangunan terindikasi tidak memenuhi spek atau standar tekhnis pembangunan gedung bertingkat.
Kerikil campur tanah
Mendengar informasi dari masyarakat itu,maka beberapa orang awak media langsung melihat kelokasi proyek pembangunan kantor camat tersebut.

Pembangunan kantor camat  Payakumbuh Utara yang dikerjakan oleh CV.Giat Pembangunan beralamat yang di Jln. Anshor No.1 Padang yang sedang dikerjakan oleh rekanan tersebut.Pasir yang digunakan untuk pembangunan kantor camat yang rencananya bertingkat tersebut menjadi sorotan masyarakat,awak media dan LSM,karena pasir yang digunakan oleh CV Giat pembangunan tersebut menggunakan pasir bungin ( pasir uruk) yang daya rekatnya tidak maksimal,jika kita tebarkan maka pasir tersebut akan beterbangan.
Pasir Bungin
Syawaludin Ayub Ketua LSM Ampera diminta konfirmasinya tentang pasir bungin,SA menyanpaikan bahwa pasir bungin itu digunakan oleh para rekanan untuk bantalan pipa PDAM,dan bukan untuk coran atau campuran adukan semen untuk pembangunan gedung.

Lebih lanjut SA meyebutkan supaya pihak pengawas lebih maksimal dalam rangka mengontrol proyek tersebut karena akan merugikan kepada pihak Pemerintah,khususnya pemko Payakumbuh yang telah mengalokasikan dana untuk pembangunan  kantor camat Payakumbuh Utara.Dan  dikawatirkan gedung camat  Payakumbuh Utara yang akan dibangun bertingkat tersebut akan ambruk sebelum masa teknisnya habis .
Lebih lanjut disampaikannya juga diduga kontraktor menggunakan pasir bungin dan kerikil bercampur tanah dalam mengerjakan proyek tersebut.
Melihat kondisi tersebut SA selaku Ketua LSM Ampera khawatir proyek yang menelan dana APBD lebih kurang Rp 2,8 miliar yang dikerjakan rekanan CV.Giat Pembangunan kwalitasnya kurang bagus dan buruk. Dia berharap rekanan mematuhi spek campuran pasir dan kerikil serta semennya serra material lainnya sesuai dengan standar,ujar SA.(Anton Cino)
"Dermaga tersebut tidak akan bertahan lama karena pasir yang digunakan bercampur tanah. Bahkan lebih banyak terlihat tanah daripada pasirnya. Sejak awal saya sudah persoalkan pasir yang digunakan dalam pembangunan dermaga tersebut. Saya harus perhatikan karena pembangunan ini butuh kualitas. Jangan kualitasnya hanya satu atau dua tahun sudah rusak. Saya persoalkan bukan untuk hari ini tapi untuk ke depan. Dermaga harus bertahan lama sampai anak dan cucu. Saya juga persoalkan papan informasi kegiatan proyek yang tidak dipasang di lokasi. Proyek dan perusahaan sebesar itu tidak ada papan informasi. Saya akan terus pantau pelaksanaan proyek dermaga ini," kata Ledor.
Menurut dia, sejak awal pembangunan sampai saat ini, material pasir yang digunakan kontraktor diambil di kali Liko, Solor Barat. Selama ini warga tidak pernah menggunakan pasir di Liko, karena pasirnya bercampur tanah, sehingga warga menggunakan pasir laut untuk membangun rumah tinggal mereka.
"Bangun dermaga dengan dana miliaran rupiah ambil pasir di Liko. Heran. Pasir Liko bercampur tanah. Kami warga di sini (Pamakayo,Red) kalau mau bangun rumah tidak pernah gunakan pasir itu. Saya sudah berulangkali menegur agar tidak menggunakan pasir Liko. Sampai hari ini masih kucing-kucingan. Malah belakangan ambil pasir di Lohayong terus ngakunya dari Nobo. Pasir bagus dan berkualitas di Flotim semua tahu ada di Nobo. Saya minta kerja sesuai spesifikasi dan bestek agar tidak menimbulkan masalah," 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama