"Diketahui kawasan yang dilintasi Sungai Batang Arau di wilayah bagian selatan Kota Padang mayoritas penduduknya adalah nelayan. Kepadatan dan ketidak beraturan permukiman serta minim dan tergangunya infrastruktur menyebabkan kawasan ini sering dilanda banjir".
Padang, integritasmedia.com - DIKAWASAN tersebut terdapat Pelabuhan Muaro yang merupakan pelabuhan tertua di Kota Padang yang menyimpan potensi wisata sejarah. Selain itu juga sebagai lokasi dari legenda Siti Nurbaya yang ditandai dengan Jembatan Siti Nurbaya.
Untuk menjaga semua kekayaan yang berhubungan dengan keberdaan Sungai Batang Arau itu, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat (PUPR) melalui Balai Wilayah Sungai Sumatera V Padang (BWSS V Padang) kembali melakukan pengerukan Muara Padang tersebut sepanjang 110 meter.
Tujuan dari pekerjaan pengerukan Muara Padang (Batang Arau) tersebut agar permukiman masyarakat di kawasan tersebut, bebas dari luapan air pasang laut (banjir rob).
Pekerjaan Pengerukan Batang Arau ini berada di bawah koorsinasi Satuan Kerja Operasional dan Pemeliharaan (Satker OP) BWSS V Padang.
Seperti disampaikan oleh Kasatker OP Aditya Sidik Waskito, ST, M.Si, M.Sc. kepada integritasmedia Senin (29/11/21), pekerjaan pengerukan sedimen ini dimulai dari hulu sungai Batang Arau, yang merupakan kawasan dermaga.
"Kondisi sedimen di aliran sungai Batang Arau sudah cukup memprihatinkan. Apalagi ketika kondisi pasang sedang turun, terlehat dengan jelas tumpukan sedimen yang sudah cukup menganggu," tambah Aditya.
Dijelaskan Aditya lagi, pekerjaan pengerukan Muara Padang sudah berjalan hampir tiga minggu, dan pengerukan akan dilakukan sedalam dua meter.
"Pengerukan ini merupakan kegiatan rutin setiap tahunnya, agar kedalaman aliran Batang Arau tetap terjaga. Sebab sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat dan ekosistem yang ada di aliran muara Batang Arau tersebut, jelas Aditya mengakhiri.(ha)
Posting Komentar