Payakumbuh, Integritasmedia com- Pemerintah Kota (Pemkot) Payakumbuh, Sumatera Barat meluncurkan pembayaran pajak daerah melalui kanal pembayaran digital dengan menggunakan aplikasi QRIS Pajak Kota Payakumbuh yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan daerah tersebut.
Asisten II Pemkot Payakumbuh Elzadaswarman di Payakumbuh, Senin, mengatakan diperluasnya kanal pembayaran dengan QRIS Dinamis tidak lepas dari menurunnya kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) selama pandemi COVID-19.
"Kontribusi PAD terhadap total APBD tahun 2020 adalah 16,16 persen dan pada tahun 2021 adalah 13,33 persen," ujarnya usai meluncurkan pembayaran pajak daerah melalui kanal pembayaran digital dengan menggunakan QRIS Dinamis di Balaikota Payakumbuh.
Ia mengatakan rendahnya kontribusi tersebut karena selama pandemi Covid-19 telah merubah tatanan kehidupan masyarakat dan juga telah mengubah perilaku masyarakat beralih ke tren ekonomi nirsentuh.
"Semua transaksi perdagangan, layanan publik dan jasa keuangan didorong untuk dilakukan tanpa tatap muka. Pembayaran pajak daerah melalui kanal pembayaran digital dengan menggunakan QRIS Dinamis ini diharapkan dapat menjawab hal ini," kata dia.
Sehingga, kata dia, nantinya pajak atau retribusi lainnya juga dapat meningkat dan tentunya bisa menekan kebocoran yang otomatis akan meningkatkan PAD.
"Saat ini untuk penerimaan dan belanja langsung sudah 100 persen digitalisasi, sedangkan untuk retribusi pajak ini merupakan hal baru dan ini tidak hanya digunakan pemerintah tapi juga langsung digunakan masyarakat," ujarnya.
Sementara itu kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumbar Wahyu Purnama mengatakan bahwa penggunaan QRIS Dinamis dalam membayar pajak daerah oleh Kota Payakumbuh merupakan yang pertama di Sumbar
"Semoga ini dapat menjadi contoh oleh kabupaten dan kota lain di Sumbar. Penggunaan ini diharapkan dapat meningkat PAD dan tentunya transparansi serta akuntabilitas," kata dia didampingi Kepala Bank Nagari Pusat yang diwakili Divisi Dana dan TI Roni Edrian dan Kacab Bank Nagari Payakumbuh Oktra Firdaus.
Wahyu juga mengajak setiap masyarakat untuk membiasakan transaksi dengan menggunakan QRIS. Dengan adanya penggunaan QRIS, meningkatkan optimalisasi penerimaan pajak dan retribusi daerah.
Saat ini di Sumbar, katanya pedagang, rumah ibadah, dan rumah sakit sudah ada 264.000 lebih pengguna QRIS namun baru digunakan 200.000-an orang sehingga perlu ditingkatkan literasi digitalnya.
"Kita semua diharapkan dapat menyosialisasikan ini kepada anggota keluarga, bahwa penggunaan QRIS tak hanya cepat namun juga akurat. Buktinya transaksi QRIS di Kota Payakumbuh mencapai tiga ribuan transaksi dengan nominal sekitar Rp1,55 miliar," ujarnya.
Sementara itu Kepala Badan Keuangan Daerah (BKD) Kota Payakumbuh Syafwal mengatakan adanya pandemi COVID-19 membuat mobilisasi masyarakat baik mobilisasi ekonomi maupun lainnya berkurang sehingga terabaikan kewajiban perpajakan.
"Sedangkan saat ini masyarakat kita sudah banyak menggunakan teknologi dan melek teknologi. Karena itu kita menghadirkan ini," ujarnya.
Penggunaan QRIS Dinamis ini, sambungnya merupakan implementasi proyek perubahannya saat menjadi peserta PKN 2 Angkatan V pada Puslatbang KMP LAN RI Makassar beberapa waktu lalu.
Namun, QRIS Dinamis yang digunakan saat ini baru capaian target jangka pendeknya karena di target jangka menengah ditargetkan semua SKPD yang mengurus retribusi daerah akan dikoordinir untuk memperluas kanal pembayarannya.
"Sampai Desember target kita seluruh retribusi di Kota Payakumbuh sudah melalui QRIS. Sedangkan jangka panjang, nantinya transaksi belanja daerah sudah memakai alat pembayaran modern," ujarnya.
Untuk aplikasi QRIS Pajak Daerah Kota Payakumbuh ini sudah dapat diunduh oleh masyarakat di Playstore dan dapat digunakan untuk membayar semua pajak daerah.(A)
Asisten II Pemkot Payakumbuh Elzadaswarman di Payakumbuh, Senin, mengatakan diperluasnya kanal pembayaran dengan QRIS Dinamis tidak lepas dari menurunnya kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) selama pandemi COVID-19.
"Kontribusi PAD terhadap total APBD tahun 2020 adalah 16,16 persen dan pada tahun 2021 adalah 13,33 persen," ujarnya usai meluncurkan pembayaran pajak daerah melalui kanal pembayaran digital dengan menggunakan QRIS Dinamis di Balaikota Payakumbuh.
Ia mengatakan rendahnya kontribusi tersebut karena selama pandemi Covid-19 telah merubah tatanan kehidupan masyarakat dan juga telah mengubah perilaku masyarakat beralih ke tren ekonomi nirsentuh.
"Semua transaksi perdagangan, layanan publik dan jasa keuangan didorong untuk dilakukan tanpa tatap muka. Pembayaran pajak daerah melalui kanal pembayaran digital dengan menggunakan QRIS Dinamis ini diharapkan dapat menjawab hal ini," kata dia.
Sehingga, kata dia, nantinya pajak atau retribusi lainnya juga dapat meningkat dan tentunya bisa menekan kebocoran yang otomatis akan meningkatkan PAD.
"Saat ini untuk penerimaan dan belanja langsung sudah 100 persen digitalisasi, sedangkan untuk retribusi pajak ini merupakan hal baru dan ini tidak hanya digunakan pemerintah tapi juga langsung digunakan masyarakat," ujarnya.
Sementara itu kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumbar Wahyu Purnama mengatakan bahwa penggunaan QRIS Dinamis dalam membayar pajak daerah oleh Kota Payakumbuh merupakan yang pertama di Sumbar
"Semoga ini dapat menjadi contoh oleh kabupaten dan kota lain di Sumbar. Penggunaan ini diharapkan dapat meningkat PAD dan tentunya transparansi serta akuntabilitas," kata dia didampingi Kepala Bank Nagari Pusat yang diwakili Divisi Dana dan TI Roni Edrian dan Kacab Bank Nagari Payakumbuh Oktra Firdaus.
Wahyu juga mengajak setiap masyarakat untuk membiasakan transaksi dengan menggunakan QRIS. Dengan adanya penggunaan QRIS, meningkatkan optimalisasi penerimaan pajak dan retribusi daerah.
Saat ini di Sumbar, katanya pedagang, rumah ibadah, dan rumah sakit sudah ada 264.000 lebih pengguna QRIS namun baru digunakan 200.000-an orang sehingga perlu ditingkatkan literasi digitalnya.
"Kita semua diharapkan dapat menyosialisasikan ini kepada anggota keluarga, bahwa penggunaan QRIS tak hanya cepat namun juga akurat. Buktinya transaksi QRIS di Kota Payakumbuh mencapai tiga ribuan transaksi dengan nominal sekitar Rp1,55 miliar," ujarnya.
Sementara itu Kepala Badan Keuangan Daerah (BKD) Kota Payakumbuh Syafwal mengatakan adanya pandemi COVID-19 membuat mobilisasi masyarakat baik mobilisasi ekonomi maupun lainnya berkurang sehingga terabaikan kewajiban perpajakan.
"Sedangkan saat ini masyarakat kita sudah banyak menggunakan teknologi dan melek teknologi. Karena itu kita menghadirkan ini," ujarnya.
Penggunaan QRIS Dinamis ini, sambungnya merupakan implementasi proyek perubahannya saat menjadi peserta PKN 2 Angkatan V pada Puslatbang KMP LAN RI Makassar beberapa waktu lalu.
Namun, QRIS Dinamis yang digunakan saat ini baru capaian target jangka pendeknya karena di target jangka menengah ditargetkan semua SKPD yang mengurus retribusi daerah akan dikoordinir untuk memperluas kanal pembayarannya.
"Sampai Desember target kita seluruh retribusi di Kota Payakumbuh sudah melalui QRIS. Sedangkan jangka panjang, nantinya transaksi belanja daerah sudah memakai alat pembayaran modern," ujarnya.
Untuk aplikasi QRIS Pajak Daerah Kota Payakumbuh ini sudah dapat diunduh oleh masyarakat di Playstore dan dapat digunakan untuk membayar semua pajak daerah.(A)
Posting Komentar