Payakumbuh , Integritasmedia. Com- Pemerintah Kota Payakumbuh, Sumatera Barat terus melakukan sosialisasi kepada pembeli dan pedagang terkait larangan pemotongan sapi betina produktif saat pelaksanaan kurban di hari raya Idul Adha 1443 Hijriyah.
Kepala Dinas Pertanian Kota Payakumbuh Depi Sastra di Payakumbuh, Rabu mengatakan pada 2021 angka pemotongan sapi betina masih tinggi yang mencapai 60 persen.
"Hingga kini pemotongan hewan ternak sapi produktif masih terus terjadi meski angkanya mengalami penurunan. Pada tahun lalu dari jumlah hewan kurban sekitar 2000 ekor, 60 persennya masih sapi betina," ujarnya.
Ia mengatakan bahwa Pemkot Payakumbuh terus melakukan sosialisasi ke sejumlah pihak mulai dari panitia kurban di Mesjid, ke pedagang maupun pembeli yang datang ke pasar Ternak Payakumbuh.
Selain dengan melakukan sosialisasi juga dilakukan dengan pemeriksaan hewan ternak yang akan diperjualbelikan di UPTD Pasar Ternak Payakumbuh.
" Iya kita terus berupaya untuk menekan terjadinya pemotongan sapi betina Produktif, selain melakukan sosialisasi kepada pedagang, pembeli, kita juga mendatangi lokasi kandang milik masyarakat agar pemotongan sapi betina produktif bisa terus berkurang," ujarnya didampingi Kepala UPTD Pasar Ternak, Yogie Nofeardie.
Selain melakukan pemeriksaan hewan ternak produktif yang akan diperjualbelikan, pihaknya juga terus melakukan pemeriksaan kesehatan hewan di Pasar Ternak.
Terutama untuk mengatasi penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) sebab dominasi hewan kurban di Payakumbuh masih didatangkan dari luar Payakumbuh.
"Selain di pasar ternak yang merupakan tempat terjadinya transaksi jual beli ternak yang datang dari berbagai daerah di Sumatera Barat, upaya untuk menekan terjadinya pemotongan sapi betina produktif juga dilakukan petugas dengan mendatangi peternakan dan kandang sapi milik masyarakat," ujarnya.
Sosialisasi yang terus dilakukan tersebut diharapkan pemotongan hewan betina produktif tiap tahunnya bisa terus berkurang, karena dengan pengendalian pemotongan sapi betina produktif, jumlah populasi sapi bisa tetap terjaga.(A)
Kepala Dinas Pertanian Kota Payakumbuh Depi Sastra di Payakumbuh, Rabu mengatakan pada 2021 angka pemotongan sapi betina masih tinggi yang mencapai 60 persen.
"Hingga kini pemotongan hewan ternak sapi produktif masih terus terjadi meski angkanya mengalami penurunan. Pada tahun lalu dari jumlah hewan kurban sekitar 2000 ekor, 60 persennya masih sapi betina," ujarnya.
Ia mengatakan bahwa Pemkot Payakumbuh terus melakukan sosialisasi ke sejumlah pihak mulai dari panitia kurban di Mesjid, ke pedagang maupun pembeli yang datang ke pasar Ternak Payakumbuh.
Selain dengan melakukan sosialisasi juga dilakukan dengan pemeriksaan hewan ternak yang akan diperjualbelikan di UPTD Pasar Ternak Payakumbuh.
" Iya kita terus berupaya untuk menekan terjadinya pemotongan sapi betina Produktif, selain melakukan sosialisasi kepada pedagang, pembeli, kita juga mendatangi lokasi kandang milik masyarakat agar pemotongan sapi betina produktif bisa terus berkurang," ujarnya didampingi Kepala UPTD Pasar Ternak, Yogie Nofeardie.
Selain melakukan pemeriksaan hewan ternak produktif yang akan diperjualbelikan, pihaknya juga terus melakukan pemeriksaan kesehatan hewan di Pasar Ternak.
Terutama untuk mengatasi penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) sebab dominasi hewan kurban di Payakumbuh masih didatangkan dari luar Payakumbuh.
"Selain di pasar ternak yang merupakan tempat terjadinya transaksi jual beli ternak yang datang dari berbagai daerah di Sumatera Barat, upaya untuk menekan terjadinya pemotongan sapi betina produktif juga dilakukan petugas dengan mendatangi peternakan dan kandang sapi milik masyarakat," ujarnya.
Sosialisasi yang terus dilakukan tersebut diharapkan pemotongan hewan betina produktif tiap tahunnya bisa terus berkurang, karena dengan pengendalian pemotongan sapi betina produktif, jumlah populasi sapi bisa tetap terjaga.(A)
Posting Komentar