![]() |
Sebanyak 36 Gepeng dan Anjal terjaring Satgas PPKS (foto-humas dinsos pdg) |
Padang, integritasmedia.com - OPERASI penertiban Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PPKS) kembali digelar di beberapa titik rawan di Kota Padang, Jumat (4/7/25). Razia gabungan ini menyasar kawasan strategis seperti Kecamatan Kuranji, Lubuk Begalung (Lubeg), Koto Tangah, hingga jembatan layang Bandara Internasional Minangkabau (BIM), yang selama ini dikenal sebagai lokasi aktifitas gelandangan, pengemis (gepeng), dan anak jalanan (anjal).
Operasi ini dipimpin langsung oleh Dankima Pamtas, Komandan Kompi Markas Maruli Sinaga, dan melibatkan kolaborasi lintas lembaga dari Tim Satgas PPKS Provinsi Sumbar. Turut bergabung dalam aksi kemanusiaan ini sejumlah unsur penting, di antaranya:
Dinas Sosial Kota Padang
Satuan Polisi Pamong Praja Kota dan Provinsi
Korem dan Kodim
Polresta Padang
Batalyon Infanteri 133/Yudha Sakti
Yayasan Peduli Jalanan Indonesia (YPJI)
Kominfo
Dinas Kesehatan Kota Padang
Dalam operasi tersebut, sebanyak 36 orang berhasil terjaring, terdiri dari 17 anak-anak berusia di bawah 18 tahun dan 19 orang dewasa. Berdasarkan data rekapitulasi lapangan, 22 di antaranya adalah laki-laki, sementara 14 sisanya perempuan.
Dinas Sosial Kota Padang, bekerja sama dengan unit layanan sosial provinsi, segera melakukan tindak lanjut terhadap individu-individu yang dinilai memerlukan perhatian khusus. Tercatat:
2 orang dirujuk ke UPTD Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Andam Dewi, yakni seorang anak berusia 13 tahun dan seorang remaja 19 tahun.
1 orang tunanetra juga dirujuk ke UPTD PSBN Tuah Sakato untuk mendapatkan penanganan sosial dan rehabilitasi sesuai kebutuhannya.
Dari aspek domisili, para gepeng dan anjal ini berasal dari berbagai daerah:
31 orang berasal dari Kota Padang sendiri.
2 orang dari Kabupaten Padang Pariaman.
3 orang dari Kabupaten Pasaman.
Dalam arahan tegasnya, Dankima Pamtas Maruli Sinaga menyampaikan bahwa seluruh PPKS yang terjaring telah dipulangkan ke daerah masing-masing dengan syarat tegas. Apabila terbukti mengulangi perbuatan serupa di kemudian hari, mereka akan dibina secara ketat di Batalyon 133/Yudha Sakti, sebagai bentuk pendekatan disiplin sosial berbasis militer.
Kepala Dinas Sosial Kota Padang, Heriza Syafani, turut menyampaikan keprihatinannya terhadap meningkatnya jumlah anak-anak yang ikut terjaring dalam razia ini.
“Ini bukan sekadar persoalan pelanggaran ketertiban umum, tapi juga cermin persoalan sosial yang kompleks. Anak-anak tidak seharusnya berada di jalan. Mereka punya hak atas perlindungan, pendidikan, dan masa depan yang layak,” tegas Heriza.
Heriza juga menyatakan pihaknya akan memperkuat kerja sama lintas sektor guna menekan angka anak jalanan dan gepeng di kota Padang.
“Kami akan tingkatkan pembinaan, pemberdayaan ekonomi keluarga, dan pendampingan psikososial. Tidak cukup hanya dengan razia, kita juga harus menyentuh akar permasalahan sosial ini,” tambahnya.
Dinsos Padang juga sedang menjajaki sinergi lebih intensif dengan lembaga-lembaga pendidikan nonformal dan komunitas sosial untuk menciptakan ruang aman bagi anak-anak yang sebelumnya hidup di jalan.
Operasi ini merupakan bagian dari program penertiban terpadu yang telah berjalan sejak awal tahun 2025. Fokus utamanya adalah pada penanggulangan jangka panjang terhadap masalah sosial yang timbul akibat urbanisasi, kemiskinan, dan keterbatasan akses pendidikan.
Dengan hadirnya berbagai lembaga, mulai dari unsur militer, kepolisian, pemerintah daerah hingga lembaga sosial dan kesehatan, operasi ini menjadi simbol sinergi antar instansi dalam menangani persoalan sosial kota secara lebih terstruktur dan menyeluruh.(Mond/hen)
#PemkoPadang #DunasSosialPadang #SatgasPPKS #AnjalGepeng
إرسال تعليق